news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Soal Potensi Limbah GeNose Alat Screening Corona, Kemristek Gandeng KLHK

4 Januari 2021 19:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
GeNose, alat pendeteksi COVID-19 buatan UGM. Foto: Dok: UGM
zoom-in-whitePerbesar
GeNose, alat pendeteksi COVID-19 buatan UGM. Foto: Dok: UGM
ADVERTISEMENT
Kemenkes telah menerbitkan izin edar alat screening virus corona buatan UGM, GeNose, pada akhir Desember 2020. Alat yang dibanderol Rp 62 juta per unit ini mampu dipakai hingga 100 ribu orang.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan rapid test, GeNose mendeteksi virus melalui embusan napas seseorang yang disimpan di kantong napas sekitar 2-5 menit. Adapun akurasi tes GeNose diklaim mencapai sekitar 95%.
Pemakaian hingga 100 ribu kali dengan kantong napas tersebut tentunya tetap memberikan dampak lingkungan. Oleh karena itu, Kemristek sebagai kementerian yang mengawasi GeNose, akan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk pengolahan limbahnya.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro usai melakukan pertemuan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (16/6). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
"Tentunya ini nanti kita koordinasi dengan KLHK, ya, selain limbah. Limbah sebenarnya sudah muncul juga untuk rapid test. Rapid test kan juga plastiknya enggak bisa disimpan, harus dibuang," ujar Menristek, Bambang Brodjonegoro, Senin (4/1).
Bambang menegaskan, selama pandemi COVID-19, seluruh pihak harus mengantisipasi dan menangani limbah medis dengan baik. Apalagi, Indonesia akan segera melakukan program vaksinasi.
ADVERTISEMENT
"Jadi intinya, kami akan segera koordinasi dengan KLHK untuk memastikan protokol menjaga agar limbah ini tak berbahaya," tutur Bambang.
Gubernur DIY Sri Sultan Hemengku Buwono X mencoba GeNose. Foto: Humas Pemda DIY
Diperkirakan harga satu kali tes GeNose hanya Rp 15 ribu saja. Jika hasil tes GeNose menunjukkan positif, seseorang harus kembali tes PCR, sebab sifatnya hanya sekadar screening seperti rapid test.
GeNose menggunakan data berbasis Artificial Intelligence. Ketua Tim Riset GeNose sekaligus Direktur PT Hikari Solusindo Sukses, Eko Fajar Nurprasetyo, memastikan keamanan data yang masuk ke sistem.
"Terkait data, karena ini alat medis, kita selalu di atas privasi keamanan data dari awal. Namun kita sadar, jika ini masuk ke sistem ekosistem, GeNose, maka data itu akan kami share dengan pihak berwenang, apakah misalnya Gugus Tugas, dan sebagainya," kata Eko.
ADVERTISEMENT