SOKSI, Pemuda Pancasila, FKPPI Dukung Bamsoet Jadi Ketum Golkar

20 November 2019 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Tiga ormas menyatakan dukungan bagi Bambang Soesatyo (Bamsoet) untuk maju di munas Golkar untuk menjadi ketum. Tiga ormas itu adalah Pemuda Pancasila, Forum Komunikasi Putra Putri TNI/Polri (FKPPI), dan Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI).
ADVERTISEMENT
Dari tiga ormas ini, hanya SOKSI yang merupakan ormas sayap Golkar dan memiliki hak suara di Munas pemilihan ketum. Ketiga ormas itu menggelar deklarasi untuk Bamsoet di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (20/11). Hadir dalam acara itu Ketua FKPPI Ponco Sutowo, Jubir SOKSI, Freddy Latumahina, hingga Jubir Pemuda Pancasila Paskah Suzzeta.
Ponco menyatakan alasan organisasi yang ia pimpin mendukung Bamsoet lantaran Ketua MPR itu dinilai sebagai kader terbaik yang mereka punya.
“Kami meminta Bamsoet untuk komit maju. Karena dari seluruh kader kita, Bamsoet lah yang paling berpotensi untuk menang,” ujar Ponco.
Adapun yang menjadi alasan SOKSI juga mendukung Bamsoet sebagai Ketum Golkar adalah karena reputasi Bamsoet sangat baik dalam memimpin DPR. Selain itu juga karena keberhasilannya terpilih sebagai Ketua MPR.
Konpers deklarasi dukung Bamsoet jadi Caketum Golkar, di Hotel Sultan, Rabu (20/11). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
“Pertanyaannya apakah memang Golkar bisa diberikan Ketua MPR? Belum tentu, kalau bukan Bambang Soesatyo yang dicalonkan oleh Golkar, apa Golkar bisa dapat? Belum tentu. Karena figurnya, maka aklamasi menempatkan dia sebagai Ketua MPR,” ujar Jubir SOKSI, Freddy Latumahina.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Jubir Pemuda Pancasila, Paskah Suzzeta, menilai banyak aturan partai yang dilanggar selama kepemimpinan Airlangga. Selain itu, posisi Airlangga yang saat ini menjadi menteri, akan menyulitkannya menjalankan roda kepemimpinan sebagai ketum Golkar.
“Selama kepengurusan transisi 2018-2019 yang dipimpin oleh Ketum Golkar Pak Airlangga, terus terang saja banyak mekanisme organisasi yang diatur dalam AD/ART dilanggar,” ujar Paskah.
“Banyak suara-suara yang mengatakan bahwa sebetulnya ketum partai itu jangan jadi menteri lah. kalau mau jadi menteri fokuslah pada menteri,” tegasnya.
Munas pemilihan ketum Golkar akan digelar pada 3-6 Desember mendatang. Para pemilik suara adalah 34 pengurus DPD I, 514 pengurus DPD II, 1 suara dari DPP, 1 suara dewan pembina, dan 10 ormas sayap Golkar.
ADVERTISEMENT