Sri Sultan Minta Sekolah Tatap Muka di DIY Tunggu Semua Guru Divaksin

4 Juni 2021 21:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengatakan pembelajaran tatap muka di DIY baru akan dilakukan setelah semua guru dan tenaga kependidikan divaksin. Hal ini untuk mencegah penularan virus corona di sekolah.
ADVERTISEMENT
"Kita hanya mempersiapkan (uji coba SMA yang lalu), persyaratan saya guru sudah harus divaksin," kata Sultan di Kepatihan Pemda DIY, Jumat (4/6).
Ketika pembelajaran tatap muka sudah berjalan maka di hari kelima para guru akan dilakukan swab PCR. Jika ada yang positif maka pembelajaran tatap muka dihentikan.
"Begitu ada positif, close (sekolahnya) untuk tidak menular. Kalau enggak (positif) ya terus," ucapnya.
Di sisi lain, uji coba tatap muka di 9 SMA/SMK di DIY beberapa waktu lalu dinilai sukses oleh Sultan. Pasalnya protokol kesehatan dijalankan baik dan tidak ada penularan corona.
Menurutnya, uji coba tersebut menjadi modal berharga untuk pembelajaran tatap muka yang sesungguhnya. Hanya saja siswa yang hendak ikut pembelajaran tatap muka tetap harus atas seizin orang tua.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang sudah dewasa diomongin (diberi tahu) bisa. Kalau yang kecil-kecil anak SD kan susah. Di situ diperlukan kehati-hatian," ujarnya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Kepala Disdikpora DIY Didik Wardana mengatakan 16 ribu guru SMA, SMK, dan SLB sudah menerima vaksinasi COVID-19. Di mana 75 persen di antaranya sudah menerima dosis kedua.
"Data yang kemarin yang belum divaksin sama sekali ada sekitar 900an," kata Didik.
Dia menargetkan pada akhir Juni semua guru dapat menerima vaksinasi secara penuh. Dengan begitu, pembelajaran tatap muka bisa dimulai di semua sekolah meski tetap harus ada pembatasan jumlah siswa untuk protokol kesehatan.
"Harapannya tahun ajaran baru semua sekolah sudah bisa tatap muka. Walau masing-masing dengan konsep terbatas yaitu jumlah siswa masuk maksimal 50 persen," katanya.
ADVERTISEMENT
Dirinya pun yakin untuk guru dan tenaga kependidikan jenjang SMP ke bawah yang menjadi tanggung jawab kabupaten kota sudah meratakan program vaksinasi. Jika ditotal dengan jenjang SMP ke bawah ada sekitar 53 ribu guru di provinsi tersebut.