Stok Vaksin Corona Terbatas, Kemenkes Minta Daerah Atur Prioritas

27 Juli 2021 16:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jubir vaksinasi perwakilan Kemenkes, dr. Siti Nadia. Foto: Satgas COVID-19
zoom-in-whitePerbesar
Jubir vaksinasi perwakilan Kemenkes, dr. Siti Nadia. Foto: Satgas COVID-19
ADVERTISEMENT
Sejumlah daerah di Indonesia kini tengah 'berteriak' karena kehabisan stok vaksin corona. Padahal, semakin banyak warga yang antusias dan mengharapkan perlindungan dari vaksin tersebut.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, Jubir Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengakui memang ada keterbatasan penerimaan kiriman vaksin dari produsen. Sehingga vaksin yang tersedia diprioritaskan bagi daerah-daerah yang tingkat paparan coronanya tinggi.
“Total kebutuhan kita 460 juta dosis. Kita itu baru menerima 151,9 juta dosis atau 30% nya. Artinya kalau kita berbicara target yang kita sampaikan 208 juta orang, itu dengan vaksin yang ada kita baru bisa mengcover 30%-nya,” kata Nadia di YouTube FMB9ID_IKP.
“Jadi dengan sistem distribusi yang harus secara bertahap, dikarenakan ketersediaan vaksin, maka pemerintah daerah harus mengatur prioritasnya. Sama seperti kemudian kita misalnya dalam ketersediaan vaksin ini 50% kita fokuskan kepada Jawa dan Bali, dan 50% dari Jawa Bali itu kita fokuskan kembali ke 57 kabupaten kota yang aglomerasi,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Nadia menegaskan stok vaksin bukan tidak ada, melainkan terbatas kedatangannya. Sehingga diakui bahwa ada daerah yang mendapat prioritas kiriman vaksin seperti Jawa dan Bali.
Pekerja sektor pariwisata menjalani observasi usai disuntik vaksin corona di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (20/5/2021). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Tetapi, Nadia memastikan kebutuhan vaksin akan dipenuhi secara bertahap dengan banyaknya suplai vaksin yang datang ke RI mulai Agustus. Oleh sebab itu ia mengimbau daerah-daerah yang masih memiliki stok vaksin corona untuk segera menghabiskan stok tersebut.
“[Bagi daerah dengan] jumlah vaksin yang saat ini ada, [tapi] belum waktunya untuk menerima vaksin dosis kedua, sebaiknya stok vaksin yang ada itu diberikan untuk [penerima] vaksin pertama. Karena pasti akan mengirimkan per minggunya untuk distribusi vaksin berikutnya,” tutur Nadia.
“Nanti kalau memang kebutuhan dosis kedua itu sudah banyak, sebaiknya diprioritaskan dulu karena mungkin waktunya sudah 28 hari untuk Sinovac. Ataupun sudah dua atau tiga bulan untuk AstraZeneca ini kemudian disuntikkan dulu, nanti baru dosis pertamanya,” tambah dia.
ADVERTISEMENT
Nadia meminta masyarakat memahami memang ada daerah yang membutuhkan prioritas vaksinasi karena memiliki tingkat paparan COVID-19 tinggi. Sementara itu, pemerintah daerah dianjurkan untuk membuat strategi distribusi vaksin corona yang lebih efektif.
“Pemerintah daerah harus membuat strategi. Artinya dalam membagi vaksinasi itu mungkin tidak bisa sama di seluruh kabupaten/kota yang ada. Mungkin harus difokuskan pada kabupaten/kota yang di mana jumlah kasus dan laju penularannya sangat tinggi,” tutup dia.