Studi: Booster Vaksin Sinovac Hasilkan Antibodi 2,5 x Lipat Hadapi Varian Delta

8 September 2021 14:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
Studi di China terkait vaksin Sinovac sebagai booster atau vaksin corona ketiga menunjukkan hal positif. Antibodi yang ditimbulkan untuk menetralisasi varian Delta naik 2,5 kali lipat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Rabu (8/9), studi ini muncul di tengah kekhawatiran tentang kemanjuran vaksin Sinovac terhadap varian Delta. Varian ini telah menjadi varian dominan secara global dan memicu lonjakan infeksi baru, bahkan di negara-negara yang vaksinasinya sudah tinggi.
Beberapa negara yang sangat bergantung pada vaksin Sinovac telah mulai memberikan suntikan booster, seperti Chile dan Indonesia khusus kepada nakes. Sebab, penelitian menunjukkan antibodi penetralisir terhadap Delta tidak terdeteksi setelah 6 bulan.
"Tetapi penerima suntikan booster menunjukkan potensi penetralan lebih dari 2,5 kali lipat lebih tinggi terhadap Delta sekitar empat minggu setelah dosis ketiga, dibandingkan dengan tingkat yang terlihat sekitar empat minggu setelah suntikan kedua," kata peneliti dari Chinese Academy of Sciences, Furan University, Sinovac.
ADVERTISEMENT
Mereka tidak membahas secara spesifik perubahan aktivitas antibodi akan mempengaruhi kemanjuran tersebut.
"Studi laboratorium melibatkan sampel dari 66 peserta, termasuk 38 sukarelawan yang menerima dua atau tiga dosis vaksin,"
Sebelumnya diberitakan, WHO berencana untuk mengirimkan sekitar 100 juta dosis suntikan COVID-19 Sinovac dan Sinopharm pada akhir bulan ini ke sebagian besar masyarakat Afrika dan Asia. Tetapi beberapa negara menolak menerima vaksin, dengan alasan kurangnya data tentang efektivitasnya terhadap Delta.