Suami di Wonogiri Bingung Bayar Utang Istri di Pinjol, Bekerja sebagai Nelayan

5 Oktober 2021 16:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teras rumah WPS, ibu di Desa Selomarto, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri yang nekat bunuh diri karena pinjol. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Teras rumah WPS, ibu di Desa Selomarto, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri yang nekat bunuh diri karena pinjol. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kasus bunuh diri seorang ibu rumah tangga berinisial WPS (38), Desa Selomarto, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah menuai sorotan. WPS bunuh diri karena terlilit utang di pinjaman online (pinjol).
ADVERTISEMENT
Keluarga dalam hal ini masih belum bisa diwawancarai karena masih syok.
Plt Camat Giriwoyo Fuad Wahyu Pratama mengatakan, saat ini suami WPS yang tak disebut namanya itu bingung bagaimana cara melunasi utang-utang istrinya yang sudah meninggal karena bunuh diri akibat pinjol.
Dari buku catatan milik korban yang diwasiatkan kepada suami, didapati daftar berisi 25 pinjaman online. Nilai total utangnya mencapai Rp 51,3 juta. Dalam catatan itu, WPS juga meminta maaf kepada suaminya.
Hal yang membuat bingung adalah karena profesi suami WPS ini adalah nelayan yang penghasilannya tidak tetap. Fuad tak menyebut berapa penghasilan suami WPS jika ditotal per bulannya.
"Suami korban kerjanya hanya nelayan di daerah setempat, tak jauh dari rumah. Kalau korban (WPS) selama hidupnya hanya sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga)," kata Fuad, Selasa (5/10).
Infografik Waspada Pinjol Ilegal. Foto: Tim Kreatif kumparan
Fuad mengatakan suami WPS kini masih syok atas kematian istrinya itu yang meninggalkan banyak utang. Terlebih, dia masih harus membiayai dua anak kembarnya.
ADVERTISEMENT
Dua anak kembar itu berusia 13 tahun. Mereka masih duduk di bangku salah satu SMP di Wonogiri.