Suasana Mencekam saat Kerusuhan Pecah di Penajam Paser Utara

16 Oktober 2019 22:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat ricuh di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat ricuh di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Calon ibu kota baru, Penajam Paser Utara sempat dilanda kerusuhan pada Rabu (16/10). Kerusuhan ini berawal dari unjuk rasa sekelompok warga yang menuntut kepolisian segera memproses hukum pelaku penganiayaan terhadap salah satu warga. Namun polisi telah menyidik dan memproses hukum pelaku penganiayaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat kerusuhan, warga yang mayoritas berasal dari warga asli Penajam berunjuk rasa ke wilayah kota. Dari video yang diterima kumparan, beberapa pengunjuk rasa mengenakan ikat kepala kuning, serta membawa senjata tradisional khas Dayak, Mandau.
Mereka menuntut agar pelaku penganiayaan terhadap anggota mereka segera diadili. Kemudian para demonstran terpancing amarah lalu membakar apa saja yang ada di sekitar mereka saat unjuk rasa ke tengah kota. Unjuk rasa pun sampai kawasan pelabuhan.
Suasana saat ricuh di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: Dok. Istimewa
Diperkirakan ratusan kios-kios di sekitar pelabuhan pun hangus terbakar. Begitu pun perahu-perahu yang sedang bersandar tak luput dari amukan massa, yang kemudian membakarnya. Para pedagang yang berada di kios-kios tersebut berlari dan cepat-cepat keluar. Mereka dibantu anggota kepolisian untuk menyelamatkan diri.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada juga beberapa anggota TNI yang berupaya menjaga keamanan dan mengajak dialog dengan pihak demonstran.
Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Abdul Gafur Mas'ud temui untuk mendinginkan suasana. Foto: Dok. Istimewa
Sebelumnya, unjuk rasa ini berawal dari, dua warga, yakni Rian (18) dan Chandra (19,) menjadi korban pengeroyokan dan penikaman di Pantai Nipah-nipah. Polisi yang mendengar laporan itu bergerak cepat dan berhasil menangkap pelaku.
Warga yang marah karena peristiwa itu lantas berdemo. Demo berujung anarki dengan merusak dan membakar sejumlah bangunan di kawasan pelabuhan. Mereka menuntut polisi segera memproses kasus ini.