Sulitnya Akses ke Posko Kesehatan Bagi Korban Gempa di Donggala

31 Oktober 2018 1:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter Evan memeriksa kesehatan pengungsi korban becana Donggala. (Foto: Efira Tamara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dokter Evan memeriksa kesehatan pengungsi korban becana Donggala. (Foto: Efira Tamara/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabupaten Donggala menjadi salah satu daerah yang diguncang gempa berkekuatan 7,4 magnitudo para 28 September lalu. Satu bulan setelah gempa, posko kesehatan di Kabupaten Donggala masih sulit dijangkau oleh para pengungsi korban gempa. Akses yang jauh dari bandara membuat daerah ini tidak mendapat perhatian besar seperti Kota Palu.
ADVERTISEMENT
Salah satu relawan medis dari Dompet Dhuafa Evan Pramudito mengatakan, di Donggala, pos kesehatan sulit ditemukan. Padahal, Donggala juga menjadi daerah terdampak gempa.
"Masalah (kesehatan) enggak ada beda di Donggala dan Palu. Masalah hanya di akses," jelas Dokter Evan ketika ditemui di pos kesehatan milik Dompet Dhuafa di Kecamatan Sirenja, Donggala Barat, Selasa (30/10).
Menurutnya, akses menuju Donggala memang sangat jauh dan sulit dijangkau. Tak seperti Kota Palu dan Sigi yang dekat dengan bandara.
"Harus melewati tebing-tebing yang bisa longsor seketika," ujarnya.
Dokter Evan memeriksa kesehatan pengungsi korban becana Donggala. (Foto: Efira Tamara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dokter Evan memeriksa kesehatan pengungsi korban becana Donggala. (Foto: Efira Tamara/kumparan)
"Kalau Sigi dan Palu gampang akses dari bandara. Kalau Donggala agak susah," terangnya.
Minimnya posko kesehatan di Donggala itu membuat posko yang didirikan Dompet Dhuafa itu diserbu banyak pasien per harinya yakni mencapai 20 sampai 30 orang. Meski demikian, posko kesehatan Dompet Dhuafa berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan kepada masyarakat selama 24 jam dengan tenaga medis 1 dokter, 1 bidan dan 1 perawat.
ADVERTISEMENT
"Untuk desa-desa yang jauh kami hanya menyarankan kepala desa apabila ada yang butuh medis untuk datang ke kami," tuturnya.
kumparan secara langsung melakukan perjalanan dari Kota Palu menuju pos kesehatan Dompet Dhuafa di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala. Nyatanya, jarak yang ditempuh mencapai 98 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.
Sepanjang perjalanan, kumparan menemukan banyak jalan yang retak akibat gempa. Tidak hanya itu, ada beberapa pekerjaan jalanan yang tak sempat diselesaikan. Batu-batu besar juga ditemukan di jalanan yang terjadi akibat longsor.