Sultan HB X Minta Tempat Wisata di DIY Tiru Malioboro soal Pendataan Wisatawan

6 Juli 2020 18:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa suhu tubuh pengunjung di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (11/6).  Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa suhu tubuh pengunjung di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (11/6). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah destinasi wisata di DIY kini tengah menjalani uji coba pembukaan selama masa Tanggap Darurat COVID-19 hingga akhir Juli. Pemda DIY pun kembali mengingatkan agar destinasi wisata dengan serius mendata para wisatawan yang masuk.
ADVERTISEMENT
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, meminta agar destinasi wisata meniru apa yang dilakukan Malioboro dalam mendata wisatawan.
"Kerja sama saya sama kotamadya untuk QR Code itu di Malioboro kita match ke provinsi. Ya saya minta kabupaten-kabupaten memerintahkan Dinas Kominfo mendata masuk ke Parangtritis, Kaliurang, mana pun. Di DIY ini harus menanyakan (mendata) yang masuk seperti Malioboro. Nomor HP berapa, nama siapa, alamat di mana," ujar Sri Sultan di Kepatihan Pemda DIY, Senin (6/7).
Sejauh ini, Diskominfo DIY telah mengembangkan aplikasi Jogja Pass yaitu aplikasi untuk mencatat ID secara digital bagi warga Yogyakarta dan luar Yogyakarta yang hendak masuk ke tempat wisata.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sri Sultan menyatakan Diskominfo DIY sudah mulai menguji aplikasi tersebut di sejumlah kabupaten. Menurutnya pendataan digital diperlukan untuk mempermudah tracing apabila terjadi kasus corona di suatu tempat.
ADVERTISEMENT
"Gunungkidul mungkin hari ini. Jumat itu Bantul, Sleman juga sudah online ini bisa mempermudah tracing terhadap terbukanya kemungkinan (kasus di sektor) pariwisata," kata Sri Sultan.
Lebih lanjut, Sri Sultan telah menelpon para bupati agar tidak hanya menyiapkan protokol kesehatan, tetapi juga memikirkan soal pendataan digital ini. Dia meminta agar pembukaan pariwisata dilakukan hati-hati supaya tidak muncul gelombang COVID-19 kedua.
"Jadi mestinya itu (wisata) bertahap, jangan semua dibuka. Bertahap untuk tidak terjadi COVID-19 kedua kalinya. Membangun data dengan sistem online diterapkan dulu kalau itu jadi. Jangan golek gampange oleh tiket (cari mudahnya dapat tiket). Tapi juga kalau tidak bisa tracing kan kesulitan. Dan kabupaten kota sanggup untuk itu," jelasnya.
Warga duduk di Kawasan Jalan Malioboro, Kamis (11/6). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sebelumnya, Kadiskominfo DIY, Rony Primanto Hari, mengatakan aplikasi pendataan wisatawan secara digital bernama Jogja Pass merupakan nama baru dari aplikasi Cared+ Jogja.
ADVERTISEMENT
ID digital dalam bentuk QR Code ini akan ada di setiap ponsel warga yang akan berkunjung ke tempat umum mal, cafe, hotel, dan tempat wisata.
"Jogja Pass nama dari Cared+. Bisa lebih familiar. Jogja Pass tujuannya hanya sebagai ID digital yang dimiliki orang yang akan berkunjung ke Jogja. Baik orang Jogja maupun luar Jogja kita haraplan mendownload dan mengisi data yang ada di sana. Data digunakan untuk pendataan orang masuk tempat wisata maupun tempat umum tempat keramaian," ucapnya.
Rony menyatakan aplikasi itu bisa melihat berapa orang dan siapa saja yang keluar masuk lokasi wisata. Selain itu bisa terpantau apakah terjadi kerumunan atau tidak.
"Di sini untuk mengetahui seandainya di suatu tempat ternyata ada orang positif atau reaktif sehingga bisa mentracing yang masuk ke sana siapa," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)