Sultan Ungkap Alasan di Balik Usulan Keppres 1 Maret: Lahir dari Banyak Tokoh

8 Maret 2022 11:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) membacakan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara di Tetenger Serangan Oemoem 1 Maret 1949, Keben Keraton Yogyakarta, Selasa (1/3). Foto: kumparan/Arfiansyah Panji Purnandaru
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) membacakan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara di Tetenger Serangan Oemoem 1 Maret 1949, Keben Keraton Yogyakarta, Selasa (1/3). Foto: kumparan/Arfiansyah Panji Purnandaru
ADVERTISEMENT
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) memberikan alasan di balik usulan terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang isinya adalah tak lain terkait histori Serangan Umum 1 Maret.
ADVERTISEMENT
Menurut Sultan, bahwa bersatunya para tokoh dan rakyat lah yang melahirkan peristiwa Serangan Umum 1 Maret.
"Disahkannya Hari Penegakan Kedaulatan Negara, sekaligus menjadi sebuah tetenger (penanda) bahwa Serangan Umum 1 Maret lahir dari manunggal-nya banyak tokoh dan golong gilig-nya seluruh masyarakat (bersatunya banyak tokoh dan masyarakat) dalam spirit Satya Wacana Mahardika," kata Sultan HB X dalam acara Memahami Keppres No 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara di YouTube Humas Jogja yang dilihat kumparan, Selasa (8/3).
Komunitas Djokjakarta 1945 melakukan drama teaterikal perang di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Selasa (1/3/2022). Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO
Sri Sultan menjelaskan dahulu para tokoh dan masyarakat menggunakan simbol janur kuning dalam tekad menggelorakan serangan kejut 1 Maret 1949. Kini, tugas kita adalah menyematkan pita merah putih yang membawa impresi jiwa Pancasila dan semangat kebangsaan.
ADVERTISEMENT
"Menandai bahwa api semangat masih hidup di hati rakyat, guna merawat NKRI tetap lestari," katanya.
Disahkannya tanggal 1 Maret 1949 sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara melalui terbitnya Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 menurut Sultan menjadi momen historis bagi masyarakat, khususnya DIY.
"Terbitnya Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang lahir dari pemaknaan Serangan Umum 1 Maret 1949, telah menjadi historical asset nasional bangsa Indonesia, dan secara resmi telah diakui sebagai local point penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia secara keseluruhan," katanya.
Konteks kekinian, Sultan berpendapat bahwa yang paling penting, nilai-nilai perjuangan yang lahir saat perjuangan kemerdekaan harus terus dipelihara sebagai semangat kekuatan kebangsaan.
"Kelangsungan hidup bangsa tergantung pada keberhasilan membangkitkan, menggerakkan, menata dan mengarahkan seluruh potensi nasional menjadi bagian dari dunia baru," katanya
ADVERTISEMENT
Nilai perjuangan yang telah dimiliki ini, merupakan bekal penting untuk menapaki masa depan. Jiwa semangat sebagai pejuang tidak boleh berubah dari zaman ke zaman. Pembangunan bangsa memerlukan sikap kepahlawanan dan kegigihan dalam berjuang.
"Karena sekarang ini kita hidup di suatu masyarakat yang terus bergerak dinamis, maka akan dihadapkan semakin susutnya para pelaku sejarah, dan semakin jauhnya jarak antara peristiwa sejarah tersebut dengan generasi di masa depan," jelasnya.
Sebelumnya, saat mengusulkan ke pemerintah pusat bahwa 1 Maret dijadikan sebagai Hari Besar Nasional, Sri Sultan mengatakan bahwa usulan itu untuk mengenang Serangan Umum 1 Maret 1949 yang merupakan respons terhadap Agresi Militer Belanda II atas pendudukan Ibu kota RI di Yogyakarta.