Sunny Tanuwidjaja Dulu Orang Dekat Ahok, Sekarang Dukung Anies

30 Juni 2022 9:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
Sunny Tanuwidjaja Foto: ANTARA/Ida Nurcahyani
zoom-in-whitePerbesar
Sunny Tanuwidjaja Foto: ANTARA/Ida Nurcahyani
ADVERTISEMENT
PSI kembali menjadi perbincangan setelah mengumumkan salah satu kadernya, Sunny Tanuwidjaja, mundur dari partai itu. Hal tersebut diumumkan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie.
ADVERTISEMENT
Sebelum mundur dari PSI, Sunny merupakan salah satu pendiri partai dan menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pembina PSI. Bahkan, Sunny diketahui sudah mundur dari posisinya itu sejak tahun lalu.
Sunny mundur karena keputusannya mendukung Gubernur DKI Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Sikap politiknya ini tentu berbeda dengan PSI yang menyatakan tidak akan mendukung Anies.
Sebelum menyatakan mendukung Anies, Sunny dikenal sebagai salah satu orang dekat mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Perkenalannya dengan Ahok dimulai ketika ada perkumpulan orang Indonesia di Amerika Serikat pada 2009.
"Dia itu diutus oleh organisasi orang Indonesia yang suka membuat acara di Never Day. Tahun 2009 dia minta saya ke Amerika, waktu itu saya nolak karena enggak bisa. Akhirnya 2010 saya berangkat," kata Ahok di Balai Kota, Senin (11/5/2016).
ADVERTISEMENT
Sunny memang sempat menempuh pendidikan di AS dan meraih gelar Doktor Ilmu Politik dari Universitas Northen Illinois. Kedekatannya dengan Ahok membuatnya bergabung dengan lembaga kajian dan riset opini publik terkait politik yang didirikan Ahok, bernama Center for Democracy and Transparency (CDT). Di lembaga tersebut, Sunny pernah menjabat sebagai direktur eksekutif.
Ketika Ahok menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI, Sunny dipercaya menjadi staf khususnya. Posisinya itu terus berlanjut ketika Ahok naik menjadi Gubernur DKI, menggantikan Jokowi yang saat itu terpilih menjadi Presiden RI periode 2014-2019.
Ahok menilai Sunny memiliki kemampuan dan analisa politik yang baik. Di satu sisi, Ahok mengaku tidak mau kebijakannya diatur atau disetir siapa pun, termasuk oleh Sunny. Ia juga mengungkapkan tidak dibayar meski ditunjuk Ahok sebagai staf ahli
ADVERTISEMENT
Nama Sunny semakin dikenal ketika KPK membongkar kasus dugaan suap raperda yang berkaitan dengan proyek reklamasi di pesisir utara Jakarta. Kasus itu menyeret mantan anggota DPRD DKI M Sanusi dan mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk Ariesman Widjaja.
Sunny beberapa kali dipanggil sebagai saksi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor. Saat itu, Sunny disebut melakukan komunikasi intens dengan DPRD DKI dan pengembang terkait proyek reklamasi. Namun, Sunny membantahnya.