Survei: Dukungan FPI dan PA 212 ke Prabowo Naik, Ormas Lain ke Jokowi

19 Desember 2018 16:40 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peserta Reuni 212 (Foto: Basith Subastian )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peserta Reuni 212 (Foto: Basith Subastian )
ADVERTISEMENT
LSI Denny JA merilis hasil survei mengenai dampak reuni 212 bagi capres-cawapres yang berlaga di Pilpres 2019. Hasilnya, dukungan yang mengalir bagi Prabowo-Sandi setelah Reuni 212 meningkat terutama dari Front Pembela Islam (FPI) dan PA 212.
ADVERTISEMENT
Pada bulan November dukungan FPI sebesar 68,3 naik menjadi 74,8 pada bulan Desember, sedangkan dukungan PA 212 naik dari 70,4 persen naik menjadi 82,6 persen setelah Reuni 212. Sementara, dukungan FPI dan PA 212 bagi Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan dengan presentase 12,2 dan 10,5 persen.
"Mayoritas PA 212 dan FPI lebih banyak mendukung Prabowo-Sandi," kata Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Rabu (19/12).
Peneliti LSI Adjie Alfaraby. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti LSI Adjie Alfaraby. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
Namun, di luar FPI dan PA 212, dukungan dari ceruk pemilih NU dan Muhammadiyah justru meningkat kepada Jokowi-Ma'ruf pasca Reuni 212.
Adjie menjabarkan, sebelum Reuni 212 berlangsung dukungan NU sebesar 54,0 persen naik menjadi 56,6 persen pada bulan Desember. Sedangkan, dukungan Muhammadiyah dari 40,7 persen naik menjadi 42,2 pe-rsen.
ADVERTISEMENT
"NU, Muhammadiyah, ormas lainnya, dan tidak merasa bagian dari ormas Islam mana pun, lebih banyak memilih Jokowi-Ma'ruf sebelum Reuni 212," ujarnya.
Gambar dari udara suasana Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dari udara suasana Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Dalam survei itu, LSI juga meneliti hubungan masyarakat yang menyukai reuni 212 dengan pilihan falsafah negara. Menurut Adjie, masyarakat yang mendukung reuni 212 masih setuju bahwa NKRI harus berdasarkan Pancasila sebesar 83,2 persen dibandingkan dengan NKRI bersyariah 12,8 persen.
Sedangkan untuk ganti presiden, masyarakat 43,6 persen yang suka reuni 212 masih memilih Jokowi-Ma'ruf dibanding Prabowo-Sandi dengan 40,7 persen.
"Mayoritas pemilih yang suka reuni 212 lebih menyukai NkRI bedasarkan Pancasila dibandingkan NKRI Bersyariah yanh diperjuangkan Habin Rizieq. Mayoritas dari mereka sudah memiliki sikap sendiri terkait NKRI Bersyariah dan capres yang berbeda dengan Habib Rizieq," tutupnya.
ADVERTISEMENT