Survei Indo Barometer: Ahok Ungguli Jokowi dan Anies Atasi Banjir Jakarta

16 Februari 2020 17:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Udara Jalan Gunung Sahari terendam banjir di Jakarta Pusat, Kamis (2/1).  Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Foto Udara Jalan Gunung Sahari terendam banjir di Jakarta Pusat, Kamis (2/1). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga survei Indo Barometer turut menyoroti isu-isu permasalahan di Jakarta dalam survei nasionalnya, salah satunya masalah banjir Jakarta.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil survei, saat ditanya siapa di antara tiga pemimpin DKI terakhir yang sukses menyelesaikan permasalahan banjir, sebanyak 42 persen menyebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Gubernur Jakarta yang dianggap paling berhasil adalah Basuki Tjahaja Purnama sebesar 42 persen," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari saat memaparkan hasil survei di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (16/2).
Aspek keberhasilan Gubernur DKI Jakarta. Foto: Dok. Indo Barometer
Setelah Ahok disusul Joko Widodo dengan persentase 25 persen dan Anies Baswedan 4,1 persen. Sedangkan 28,9 persen responden tidak menjawab,
“Disusul Joko Widodo 25 persen, dan Anies Baswedan 4,1 persen,” ucap dia.
Basuki Tjahaja Purnama. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Hasil survei juga mencatat sebanyak 61,4 persen publik menyatakan Pemprov DKI Jakarta jadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah banjir di Ibu Kota. Sementara 26,2 persen menyatakan pemerintah pusat yang lebih bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Dalam pertanyaan terbuka, 34,7 persen responden menyatakan penyebab banjir diakibatkan perilaku manusia yang masih membuang sampah sembarangan. Namun, 21,3 persen responden menyebut permasalahan banjir dapat terselesaikan karena penanganan banjir yang sudah baik.
Aspek banjir di Jakarta dapat diselesaikan. Foto: Dok. Indo Barometer
Aspek banjir di Jakarta tidak dapat diselesaikan Foto: Dok. Indo Barometer
Sedangkan 11,7 persen responden mengungkapkan masalah banjir teratasi karena sosok kepemimpinan Gubernur DKI yang berpengaruh terhadap penanganannya.
Namun, 26,3 persen responden menyatakan masalah banjir di Jakarta belum kunjung teratasi karena Jakarta sudah terlalu padat penduduk dan bangunan.
Survei ini dilaksanakan pada 9 – 15 Januari 2020. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang, margin of error sebesar ± 2.83 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
ADVERTISEMENT
Masalah Jakarta Jadi Isu Nasional
Pengamat Politik Indo Barometer, M Qodari Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Mengapa masalah di Jakarta dinilai oleh responden nasional? Qodari menyebut banjir di Jakarta telah menjadi isu nasional. Hal itu dibuktikan dengan data 95,5% publik tahu berita banjir Jakarta 1 Januari.
"Kedua, Jakarta merupakan Ibu Kota Indonesia. Jadi sebetulnya masalah Jakarta, masalah ibu kota, bukan hanya hak warga Jakarta, tapi concern seluruh warga Indonesia di mana pun berada, artinya penduduk nasional," ucap Qodari.
Menurutnya, masalah banjir Jakarta sudah menjadi polemik nasional dan perdebatan soal kebijakan apa yang sudah dilakukan, tanggung jawab pusat atau DKI, sehingga tidak bisa dibantah masalah banjir memang di Jakarta, tapi isunya nasional.
"Apakah publik nasional bisa menilai apa yang terjadi di Jakarta, ya tentu bisa saja, tidak masalah," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Kata Bima Arya soal Hasil Survei Persoalan Banjir
Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam diskusi “Evaluasi Publik dan Isu-isu Nasional Dalam 100 Hari Jokowi-Amin” di Senayan, Jakarta, Minggu (16/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Hasil survei Indo Barometer itu dikritisi oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Bima tidak sepakat jika cara ketiga pemimpin DKI menyelesaikan masalah banjir dibanding-bandingkan.
Selain itu, menurut Bima, banjir terjadi bukan disebabkan masalah kepemimpinan. Sebab, ia menilai banjir adalah masalah yang disebabkan karena banyak faktor dan jadi tanggung jawab bersama.
“Ini menurut saya bukan urusan personal leadership, bukan. Banjir ini kolektif,” kata Bima yang juga hadir sebagai narasumber dalam pemaparan survei.
Anies dan Bima Arya tinjau kolam retensi Foto: Moh Fajri/kumparan
“Ada peran Ketua DPR di situ, Bupati Bogor di situ, ada Wali Kota Bogor di situ, ada forum Jabodetabek di situ. Menurut saya, bukan tanggung jawab Gubernur DKI Jakarta sendiri,” ujar Bima.
ADVERTISEMENT
Bima merinci beberapa faktor penyebab banjir di Jakarta sesuai versinya. Mulai karena hujan deras di Bogor mau pun di Jakarta, sistem drainase yang tidak berjalan dengan baik, hingga minimnya daerah resapan air.
“Kita harus lihat ini fenomena lintas wilayah, yang bertanggung jawab banyak,” tutur Bima.