Survei IPO soal Kepuasan Penanganan Pandemi COVID-19: Jokowi 56%, Ma'ruf 36%
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hasil survei menunjukkan terdapat jarak yang cukup lebar antara kepuasan masyarakat terhadap Jokowi dan Ma'ruf.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menjelaskan, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, yakni sekitar 56 persen.
"Kepuasan terhadap kinerja presiden, ada 56 persen masyarakat menilai kinerja presiden sangat puas, sementara hanya 37 yang menyatakan tidak puas," kata Dedi dalam diskusi Polemik Trijaya dengan tema 'Evaluasi Kabinet dan Peta Politik 2024', secara virtual, Sabtu (10/4).
Dedi menyebut persepsi itu didasarkan pada penilaian kinerja kepala negara dalam menangani pandemi COVID-19. Kepuasan tersebut mencakup tiga indikator, yaitu bidang sosial, bidang ekonomi, dan bidang politik hukum.
Untuk di bidang sosial, penanganan pandemi yang dilakukan Jokowi dinilai memuaskan oleh 58 persen responden. Di bidang ekonomi sebesar 55 persen, dan di bidang politik hukum 43 persen. Khusus pada bidang politik hukum, lebih banyak responden yang menyatakan tak puas, yaitu 49 persen.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan Ma'ruf Amin?
Meski tingkat kepuasan Jokowi cukup tinggi, namun hal sebaliknya terjadi pada Wapres Ma'ruf. Survei IPO menunjukkan kepuasan responden terhadap Ma'ruf hanya berkisar 36 persen saja.
"Dibandingkan dengan wapres, ini terlihat kejomplangannya. Wapres hanya mendapatkan kepuasan dari publik itu 36 persen, sementara 51 persen menyatakan tak puas," ucap Dedi.
Dedi kemudian merinci per bidang yang mempengaruhi kepuasan masyarakat terhadap kinerja Ma'ruf. Hasilnya, di bidang sosial kepuasannya adalah 40 persen; di bidang ekonomi 28 persen; dan bidang politik hukum 38 persen.
Ia menilai hasil ini menunjukkan bahwa kinerja kolektif antara Jokowi dan Ma'ruf dalam menangani pandemi COVID-19 di Indonesia tidak sepenuhnya terlihat oleh publik.
"Artinya, sekarang masyarakat hanya melihat bahwa Presiden Jokowi kerja tidak melibatkan Wapres. Begitu juga mungkin Wapres bekerja tidak berani untuk menunjukkan ke publik, sehingga tidak diketahui," tutup Dedi.
ADVERTISEMENT
Survei IPO ini dilakukan pada 10-22 Maret 2021. Survei ini melibatkan 1.200 responden yang tersebar di berbagai daerah dengan metodenya multistage random sampling.