Survei Litbang Kompas: 92,8% Warga Setuju Penguatan Alutsista

2 Juni 2021 15:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Defile Alutsista TNI saat HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta TImur, Sabtu (5/10/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Defile Alutsista TNI saat HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta TImur, Sabtu (5/10/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Mayoritas masyarakat merasa sangat perlu adanya penguatan dan modernisasi alutsista usai tragedi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402. Tak hanya alutsista matra laut, namun juga darat, dan udara.
ADVERTISEMENT
Hal ini berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada 27 Mei lalu. Dikutip dari hasil survei itu, Rabu (2/6), sebanyak 92,8 persen responden menyatakan, pemerintah perlu secara berkala menambah alutsista dengan kualitas mutakhir atau lebih modern untuk menjaga pertahanan dan kedaulatan wilayah Indonesia.
Suasana pameran alutsista di komplek Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Hanya sebanyak 4,6 persen responden yang merasa pemerintah tak perlu menguatkan alutsista dan 2,6 persen menjawab tidak tahu.
"Harapan responden dalam jajak pendapat ini memberikan gambaran, publik tak memungkiri bahwa pemerintah seharusnya lebih peduli terhadap penyediaan sarana dan prasarana pertahanan agar lebih memadai," ujar Litbang Kompas.
"Terutama terkait pengadaan alutsista yang memiliki deterrence effect tinggi dan menjamin keselamatan kerja yang maksimal bagi seluruh anggota TNI," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Keinginan mayoritas responden ini juga muncul karena adanya kekhawatiran soal kondisi alutsista yang dimiliki negara saat ini tak memadai, sehingga bisa berdampak pada kinerja TNI dalam mengatasi ancaman kedaulatan.
Seorang pilot melintas di antara helikopter AKS saat acara serah terima alutsista di Hanggar PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung. Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Berdasarkan persepsi responden, alutsista yang dimiliki Indonesia belum semuanya andal. Sebanyak 29,1 persen merasa banyak alutsista yang sudah tua dan tidak modern.
Kemudian, 16,2 pesen responden menyatakan banyak alutsista tidak layak lagi digunakan untuk menjalankan tugas pertahanan.
Namun ada sebanyak 29,9 persen responden justru menilai mayoritas alutsista Indonesia sudah berteknologi modern dan baru.

Produksi Alutsista Indonesia Diharapkan Mandiri

Presiden Jokowi (kiri) berbincang dengan Menhan Prabowo Subianto saat meninjau kapal selam PT PAL di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Foto: Dok. Agus Suparto
Litbang Kompas juga merilis hasil survei terkait harapan masyarakat atas produksi alutsista dalam negeri. Sebanyak 87,7 persen responden yakin Indonesia mampu mandiri dan memproduksi alutsista dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Hanya sekitar 9,5 persen yang tak yakin dan 2,8 persen tidak tahu.
Untuk mencapai kemandirian produksi alutsista dalam negeri, tentu dibutuhkan sejumlah upaya, termasuk menjalin kerja sama transfer teknologi dengan negara produsen alutsista. Sebanyak 53,7 persen responden ingin Indonesia menjalin kerja sama ini.
Menhan Prabowo Subianto mengunjungi PT Pindad dan menguji coba dengan menyetir sendiri kendaraan tempur buatan BUMN itu. Foto: Dok. Twitter Prabowo Subianto
Transfer teknologi ini tentu bertujuan agar industri pertahanan Indonesia, seperti PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Pindad, terlibat langsung dalam pembuatan alutsista, sehingga dapat diterapkan di Indonesia.
"Para tenaga ahli Indonesia dapat melakukan produksi atau perakitan kembali di Tanah Air setelah mendapatkan ilmu dan juga lisensi dari produsen. Dengan demikian, secara perlahan Indonesia dapat membangun dan meningkatkan kualitas alutsista produksi dalam negeri," jelas Litbang Kompas.
Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) di hanggar PT Dirgantara Indonesia (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12). Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Kemudian sebanyak 35,6 persen responden ingin adanya rekayasa dan memproduksi sendiri alutsista dalam negeri. Sementara hanya sekitar 7,9 persen responden yang lebih memilih Indonesia mengimpor alutsista.
ADVERTISEMENT
Harapan masyarakat dari hasil survei Litbang Kompas ini tentu menjadi sinyal positif bagi pemerintah untuk serius dalam menguatkan sekaligus modernisasi alutsista, sehingga tujuan akhirnya dapat meningkatkan kualitas pertahanan demi menjaga kedaulatan NKRI.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan pada 17-19 Mei 2021, dengan melibatkan 511 responden berusia 17-34 tahun dari seluruh wilayah Indonesia secara wawancara. Margin of error survei ini mencapai sekitar 4,3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
ADVERTISEMENT