Survei PolMark di 73 Dapil: Jokowi-Ma'ruf 40,4%, Prabowo-Sandi 25,8%

5 Maret 2019 15:14 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keakraban Jokowi dan Prabowo di Monas. Foto:  Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Keakraban Jokowi dan Prabowo di Monas. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga PolMark Indonesia juga merilis hasil survei terkait elektabilitas capres-cawapres, sebulan jelang pemungutan suara. Namun survei hanya dilakukan di 73 dari 80 daerah pemilihan (dapil). Hasil survei menunjukkan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tetap tinggi namun di bawah angka aman 50 persen.
ADVERTISEMENT
CEO PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, menjelaskan, berdasarkan hasil survei, paslon nomor urut 01 meraih suara sebesar 40,4 persen, sedangkan palson nomor urut 02 sebesar 25,8 persen. Responden yang belum menentukan pilihan (undecided voters) sebesar 33,8 persen.
Dari masing-masing hasil itu, pemilih yang mantap memilih Jokowi-Ma'ruf 31,5 persen, yang mantap dengan Prabowo-Sandi 20,5 persen. Kemudian, diakumulasi yang belum menentukan pilihan ditambah sisa yang belum mantap, hasilnya ada 48 persen yang bisa diperebutkan.
"Artinya, masih ada 48 persen suara yang sesungguhnya masih diperebutkan untuk Pilpres 2019," ujar Eep saat mempaparkan hasil survei di depan kader PAN se-Jatim, Selasa (5/3).
Data survei dikumpulkan sejak Oktober 2018 sampai Februari 2019 di 73 dapil Pemilu 2019, dengan masing-masing dapil 440 orang, kecuali Jabar III yang respondennya lebih dari 440 orang.
ADVERTISEMENT
Eep lalu menjelaskan angka Jokowi yang tak mencapai angka aman 50 persen. Menurutnya, Joko Widodo tengah 'dihukum' publik pada kampanye Pipres 2019 ini.
"Dengan 'kampanye' yang lama, petahana belum melampaui 50 persen, maka artinya pemilih sedang menghukum yang bersangkutan (Jokowi). Hukuman ringan adalah belum memilih, sedangkan hukuman beratnya adalah tidak memilih yang bersangkutan," tuturnya.
"Petahana sudah bertahun-tahun melakukan 'kampenye' dengan cara bekerja melayani warga negara" imbuhnya.