Swasembada Komoditas Pokok, Anies akan Bereskan Pupuk Petani-Solar Nelayan

27 Januari 2024 21:33 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan, ditemani sang istri, Fery Farhati Ganis, berkampanye di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sabtu (27/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan, ditemani sang istri, Fery Farhati Ganis, berkampanye di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sabtu (27/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Calon Presiden nomor urut 01 dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, berkampanye di Serambi Makkah, Aceh, Sabtu (27/1).
ADVERTISEMENT
Menjawab pertanyaan wartawan seusai kampanye, Anies menegaskan kembali komitmennya untuk melakukan perubahan terhadap sektor pertanian, kelautan, hingga peternakan, sehingga kebijakan-kebijakan pemerintah pusat kelak akan berpihak kepada rakyat kecil.
“Soal perizinan, sehingga mereka (nelayan) tidak bisa melaut sebagaimana dahulu. Itu yang akan kita lakukan perubahan. Seratus hari pertama akan menjadi prioritas reformasi niaga kebutuhan pangan kita,” ujar Anies.
Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 itu menegaskan kebijakan agro maritim menjadi satu kesatuan.
“Agro maritim artinya apa, kebutuhan pangan semua, baik pangan dari daratan maupun berasal dari perairan, sungai laut dan danau menjadi satu kebijakan. Supaya kita bisa memastikan, keterpenuhan kebutuhan pangan. Bukan hanya swasembada satu komoditas tapi kita ingin agar swasembada untuk seluruh komoditas di Indonesia, terutama kebutuhan pokok,” ujar Anies.
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan berkampanye di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sabtu (27/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
Terkait krisis pangan, Anies menilai swasembada itu harus terjadi di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kita menemukan nelayan, petani, pekebun, peternakan itu mengalami biaya beban besar dalam produksi. Petani kesulitan pupuk, lalu pupuknya mahal. Peternakan kesulitan pakan ternak, pakan ternaknya mahal. Sama dengan nelayan, nelayan itu solar masalahnya,” papar dia.
(AI)