news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Syed Saddiq Tak Minta Maaf soal Pengeroyokan Suporter Indonesia

22 November 2019 10:20 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Indonesia Bayu Pradana (kanan) berebut bola dengan pemain Timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia.
 Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Indonesia Bayu Pradana (kanan) berebut bola dengan pemain Timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Isu pengeroyokan suporter Indonesia melawan Malaysia merebak di media sosial. Bahkan #GanyangMalaysia hingga kini merajai trending di Twitter.
ADVERTISEMENT
Video yang disebut-sebut pengeroyokan oleh suporter Malaysia terhadap pendukung Indonesia ini kemudian turut dikomentari Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq.
Dalam akun Twitternya, Saddiq mengatakan, siapa pun yang melihat peristiwa itu atau bahkan menjadi korban, untuk melapor ke polisi setempat.
"Saya sudah maklumkan kepada pihak polis untuk siasat. Kalau ada pihak yang dipukul, tolong suruh dia buat laporan ke pihak polis," cuit Saddiq, Kamis (21/11).
Ia menegaskan, pihaknya tidak akan membiarkan kekerasan mewarnai rivalitas Indonesia dan Malaysia di lapangan hijau. Saddiq juga berjanji, penyelidikan peristiwa tersebut, apabila benar adanya, akan dilakukan secara transparan.
"We will ensure that there will be a proper & transparent investigation. Keadilan adalah untuk semua, tidak kira dari Malaysia atau Indonesia," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sikap Saddiq ini berbeda dengan eks Menpora Indonesia Imam Nahrawi saat peristiwa yang terjadi di Indonesia 5 September lalu. Imam langsung mengirimkan surat permohonan maaf kepada Saddiq atas kejadian suporter Malaysia tertahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno saat Indonesia vs Malaysia di ajang kualifikasi Piala Dunia.
"Bersama ini dengan hormat kami sampaikan kepada Saudara Menteri, menyikapi kejadian kurang terpuji yang dilakukan oleh oknum suporter Indonesia pada saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2020 antara Tim Sepak Bola Nasional Indonesia melawan Tim Nasional Malaysia," tulis surat itu.
"Kami atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Malaysia atas ketidaknyamanan dan ketidaksengajaan ini," lanjut Imam pada surat tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kemenpora Indonesia juga sudah mengkonfirmasi langsung peristiwa ini ke KBRI Malaysia. Hal ini karena tidak adanya informasi lengkap hingga tanggal 21 November 2019 sore (kecuali terbatas informasinya), kemudian Kemenpora mengambil inisiatif untuk langsung berkomunikasi dengan beberapa pejabat KBRI di Kuala Lumpur.
Respons Kemenpora Indonesia
Aksi suporter Indonesia di pertandingan Timnas Indonesia melawan Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sebelumnya Kemenpora juga menghubungi Dirjen Protokol dan Konsuler Kemenlu. Kabar pengeroyokan itu pun dibenarkan KBRI Kuala Lumpur.
Kemudian mereka menyampaikan data tentang contact person di KBRI Kuala Lumpur yang bisa segera dihubungi.
Kemenpora pun langsung disambungkan dengan pihak KBRI Malaysia Yusron Ambari. Yusron mengatakan, bahwa sehari sebelum pertandingan Timnas vs Malaysia di Bukit Jalil pada 19 November, ada salah satu korban pengeroyokan yang bernama Fuad menyambangi KBRI.
ADVERTISEMENT
"Dari laporan yang diterima Yusron, korban mengaku bahwa paspornya diambil paksa oleh oknum suporter Malaysia. Dan selanjutnya, sesuai dengan fungsi pelayanannya, KBRI menerbitkan SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor), yang berfungsi sebagai surat keterangan kepada pihak imigrasi di Kuala Lumpur," ungkap Sesmenpora Gatot Dewa Broto dalam keterangannya, Jumat (22/11).
Menteri Belia dan Sukan Malaysia Syed Saddiq Abdul Rahman. Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp