Tak Ada Open House di Istana untuk Idul Fitri Kali ini

22 Mei 2020 12:21 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi tinjau distribusi sembako di Johar Baru,  Jakarta Pusat Foto: Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi tinjau distribusi sembako di Johar Baru, Jakarta Pusat Foto: Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lebaran tahun ini terasa berbeda, karena Indonesia masih dilanda pandemi COVID-19. Karena itu ada tradisi yang berubah di Istana.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Presiden Bidang sosial Angkie Yudistia menegaskan Presiden Jokowi dan para menteri tak akan menggelar open house.
"Presiden dan jajarannya tidak akan mengadakan open house saat Idul Fitri nanti. Tidak pernah ada pembahasan di dalam rapat terkait rencana open house," kata Angkie kepada wartawan, Jumat (22/5)
"Ini bagian dari konsistensi pemerintah untuk menerapkan physical distancing di semua aktifitas," sambungnya.
Alasannya, dijelaskan Angkie, open house memungkinkan terjadinya pertemuan massa dan interaksi jarak dekat sehingga berpeluang terjadinya penyebaran virus secara cepat.
"Maka, hal ini dihindari oleh presiden yang kemudian diikuti oleh seluruh jajaran di bawahnya," tutur Angkie.
Menurut Angkie, silaturahmi bukan berarti tak bisa dilaksanakan, masyarakat bisa saling silaturahim secara daring saat lebaran, tak hadus memaksakan diri untuk melakukan pertemuan fisik.
ADVERTISEMENT
"Presiden memahami, bahwa momentum lebaran adalah adanya kegiatan saling berkomunikasi secara langsung untuk bermaaf-maafan dengan orang terdekat. Namun, situasi hari ini tentu belum memungkinkan untuk melakukan hal tersebut, mengingat prioritas pemerintah kepada kesehatan sangat tinggi, sehingga aktivitas seperti open house yang biasa diadakan kini harus diurungkan untuk Idul Fitri kali ini," sebut Pendiri Thisable Enterprise itu.
Lebih lanjut, Angkie mengamini semua pihak ingin kembali hidup normal, namun karena dalam situasi pandemi internasional, tentu harus ada konsekuensi yang dilakukan.
Rapat terbatas dipimpin Jokowi dan Ma'ruf Amin, Senin (16/3). Foto: Dok. Pramono Anung
Menurut Angkie, konsekuensinya adalah tetap melanjutkan aktifitas ke depan dengan sejumlah adaptasi yang berkaitan dengan aturan terhadap kesehatan dan kebersihan.
"Pemerintah pusat melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terus melakukan langkah terukur untuk mengatasi pandemi virus SARS-CoV-2 di Indonesia dengan uppaya maksimal yang melibatkan setiap kementerian dan lembaga termasuk di dalamnya pemerintah daerah serta kelompok masyarakat melalui aksi solidaritas bersama," tandas Angkie.
ADVERTISEMENT
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.