Tak Diberi Tahu soal Kapal Selam Nuklir, Prancis Sebut Australia Kekanak-kanakan

8 Oktober 2021 8:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal selam bertenaga nuklir Prancis baru "Suffren" di Cherbourg, Prancis. Foto: Ludovic Marin / Pool via AP
zoom-in-whitePerbesar
Kapal selam bertenaga nuklir Prancis baru "Suffren" di Cherbourg, Prancis. Foto: Ludovic Marin / Pool via AP
ADVERTISEMENT
Duta Besar Prancis untuk Australia, Jean-Pierre Thebault, menyebut Australia “kekanak-kanakan” karena merahasiakan rencana kapal selam nuklir dengan Amerika Serikat dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (8/10), Thebault menegaskan Prancis adalah mitra keamanan yang dekat dengan ketiga negara yang tergabung dalam AUKUS itu. Prancis, menurutnya, dapat dipercaya menjaga informasi seperti itu.
“Rasanya kekanak-kanakan sekali, mengatakan bahwa tak mungkin bisa melakukan konsultasi dengan Prancis,” ujar Thebault kepada radio ABC, dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan, pihak AS bahkan menganggap situasi ini seharusnya bisa dikelola dan ditangani dengan lebih baik.
“Mereka [Presiden Joe Biden dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken] secara resmi telah mengatakan, situasi ini harusnya bisa ditangani dengan berbeda. Seharusnya ada konsultasi [dengan kami],” pungkas Thebault.
Kementerian Luar Negeri Australia belum memberikan komentar mengenai ucapan Dubes Prancis ini.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. Foto: AFP/Gary Ramage
Seperti diketahui, ketegangan antara Australia dengan Prancis bermula ketika Canberra membatalkan perjanjian pembelian kapal selam dari Naval Group Prancis.
ADVERTISEMENT
Kontrak senilai USD 40 miliar (Rp 568 triliun) itu dilepaskan oleh Australia usai mendapatkan kepastian, mereka dapat membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi dari AS dan Inggris. Pembangunan itu merupakan bagian dari kemitraan keamanan tiga negara tersebut, dinamakan AUKUS.
Pembatalan ini tentu membuat Prancis murka dan menuduh AS serta Australia menusuknya dari belakang, karena berdiskusi tanpa menginformasikan Prancis sama sekali. Saking murkanya, Prancis langsung menarik duta besarnya dari Canberra dan Washington.
Namun sebelumnya, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pernah berbincang dengan Paris soal kontrak dengan Naval Group tersebut.
Namun, menurut Morrison, ia tidak bisa membongkar diskusinya dengan AS hingga kemitraan strategis mereka sudah disepakati.
Kini, kedua Dubes sudah dikirim kembali ke negara tempatnya bertugas. Thebault akan segera kembali ke Australia, di mana ia akan melihat upaya Canberra dalam memperbaiki hubungan dengan Paris.
ADVERTISEMENT