Tak Ingin Bernasib Seperti Shanghai, Beijing Perketat Pembatasan COVID-19

28 April 2022 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap mengarahkan warga yang akan melakukan swab tes massal di Beijing, China, Senin (25/4/2022). Foto: Carlos Garcia Rawlins/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap mengarahkan warga yang akan melakukan swab tes massal di Beijing, China, Senin (25/4/2022). Foto: Carlos Garcia Rawlins/REUTERS
ADVERTISEMENT
China semakin meningkatkan pembatasan di Beijing untuk meredam penyebaran infeksi COVID-19. Upaya dilakukan agar ibu kota tidak bernasib seperti Shanghai yang mengalami lockdown ketat selama satu bulan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya ,China mengumumkan akan melakukan tes COVID massal bagi hampir 22 juta penduduk Beijing. Secara total, 20 juta penduduk akan dites tiga kali pekan ini.
Dari hampir 20 juta sampel yang diperoleh pada putaran pertama, Beijing menemukan sejumlah kasus positif. Untuk tanggal 27 April, kota itu melaporkan 50 kasus baru, angka ini naik dari 34 kasus di hari sebelumnya.
Antrean warga saat akan melakukan swab tes massal di Beijing, China, Senin (25/4/2022). Foto: Tiangshu Wang/Reuters
Sejak 22 April, Beijing telah menemukan lebih dari 160 kasus, lebih dari setengahnya di Chaoyang, distrik terpadat di kota yang terkenal dengan kelab malam, mal, dan kedutaannya.
Meskipun beban kasus relatif rendah, Beijing tetap gelisah.
Diberitakan Reuters, Beijing mengumumkan akan menutup beberapa kompleks perumahan, blok perkantoran, dan universitas setelah mereka menemukan kasus positif di sana. Selain itu, beberapa sekolah, pusat hiburan, dan tempat wisata juga menghentikan operasinya untuk sementara.
ADVERTISEMENT
Universal Studios Beijing mengumumkan pada Rabu (27/4/2022) malam, pengunjung akan diminta untuk menunjukkan hasil tes negatif sebelum mereka dapat memasuki taman hiburan, mulai Jumat (29/4/2022).
Seorang pekerja medis menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap saat melakukan tes COVID-19 kepada warga di Beijing, China, Selasa (26/4/2022). Foto: Carlos Garcia Rawlins/REUTERS
Sementara itu, beberapa distrik juga mulai menutup sejumlah hutong atau gang sempit yang dibentuk oleh deretan rumah tradisional jika mereka menemukan satu kasus di sana.
Seorang warga Kanada yang tinggal di sebuah hutong di distrik Dongcheng, Andrew Ward, mengaku telah dikirim ke hotel karantina meskipun menerima hasil tes negatif.
Pada hari Rabu, petugas dengan pakaian hazmat mengunjungi rumahnya untuk melakukan tes COVID terhadap Ward setelah ia dinyatakan melakukan kontak dekat dengan seorang yang positif.
"Saya sedikit kesal, karena saya menghabiskan semua uang dan waktu untuk menimbun makanan untuk dikurung di rumah," kata Ward.
Pagar hijau menutup pintu masuk ke toko dan unit perumahan di sepanjang jalan di Shanghai, China, Minggu (24/4/2022). Foto: Jacqueline Wong/REUTERS
Dongcheng, serta Xicheng, dua distrik di pusat pusat kota Beijing, juga mengatakan saat ini bioskop mereka telah ditutup.
ADVERTISEMENT
Di utara Beijing, sebuah distrik kecil dengan populasi 350.000, Yanqing, mengatakan akan mulai melakukan screening bagi warga yang tinggal dan bekerja di daerah itu.
Sejauh ini, Beijing masih mengizinkan penduduknya untuk pergi bekerja kecuali jika infeksi ditemukan dan lockdown lokal diperlukan.
Ditulis oleh: Airin Sukono