news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tak Ingin Kasus Romy Terjadi di PSI, Grace Minta Kadernya Transparan

16 Maret 2019 22:56 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI)  Grace Natalia curhat kepada sejumlah kader PSI di Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu, (16/3). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalia curhat kepada sejumlah kader PSI di Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu, (16/3). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyayangkan politikus muda yang juga eks Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romy) ditangkap KPK. Apalagi, jadwal Pemilu 2019 sudah dekat.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kami sayangkan sekali terjadi. Sudah terjadi sebulan menjelang pemilu, Tapi ini jadi pengingat bagi kita bahwa sudah saatnya mereformasi sistem perpolitikan di Indonesia," kata Grace di Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu, (16/3).
Agar kasus Romy tak terjadi di partainya, Grace meminta para kadernya transparan dalam mejalankan kegiatannya. Jika partainya lolos masuk ke parlemen, Grace meminta para kadernya untuk melaporkan setiap kegiatan hingga rapat yang diikuti.
Pengawasan ini akan dilakukan dengan meluncurkan aplikasi yang memuat laporan kinerja anggota legislatif. Dalam aplikasi ini nantinya para kader PSI akan dipantau dalam setiap aktivitas kerjanya, cara ini dinilai ampuh mencegah kader berbuat korupsi atau hal negatif lainnya.
"Kalau komitmen kami, jadi kami enggak mau fokus di penghukuman terakhir tapi bagaimana menjaga orang dengan sistem pelaporan kinerja dengan digital. Sopir ojek saja bisa kita lihat, namanya siapa, bintangnya berapa, review orang, masa kalau tukang taksi dan ojek online bisa, kita lihat DPR, DPRD (masa) enggak bisa?" ujar dia.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kami coba sudah buat sistem dan wajib sifatnya sudah tanda tangan kontrak semua, wajib lapor setiap hari kamu ngapain, rapat apa, bahas apa, ketemu siapa, poinnya apa? setuju atau tidak, kunjungan kerja. Boleh. Tujuannya untuk mendapatkan informasi apa, ketemu siapa, dapat apa dan sebagainya, kan selama ini enggak ada," kata dia.
Grace menegaskan bila terbukti berlaku buruk, kader PSI akan langsung dipecat. Perilaku yang menyebabkan kader dipecat di antaranya, korupsi, bolos kerja lebih dari 10 persen, poligami, narkoba, KDRT, hingga mendukung perda yang diskriminatif.
"Juga nilainya, kan masyarakat bisa memberi nilai sejenis rating, kalau nilainya buruk dalam tahunan bisa dipecat. Kalau terindikasi korupsi, apalagi sudah ada kontrak pasti pecat, begitu pula kalau kena narkoba enggak akan kita, ya rehabilitasi saja. Korban, kena musibah begitukan langsung pecat, bagaimana mau jadi wakil rakyat? Harus jadi panutan kan?" ujar dia.
ADVERTISEMENT
Grace mengatakan, sistem yang berjalan di parpol saat ini masih menggunakan sistem yang lama, yakni tak ada transparansi atau manajemen parpol yang baik. Bila tak ada reformasi sistem di partai politik, pola politikus koruptor masih saja akan terus ada.
"Intinya partai baru ataupun lama kalau tak ada tranparansi dan manajemen partai yang profesional pasti akan berulang, mulai dari misalnya dari yang kecil seleksi caleg. Ini kan sudah rahasia umum mau daftar caleg itu harus bayar," kata Grace.
"Kalau tidak transparan bagaimana yang dipilih jadi caleg itu siapa, orang dimajukan untuk jabatan tertentu itu siapa dan apa proses yang dialami. Maka akan sangat rentan korupsi, mau itu partai lama atau baru," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Romahurmuziy ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan seleksi jabatan di lingkungan Kementerian Agama RI. Ia diduga menerima suap sebesar Rp 300 juta dari dua orang penyuapnya, yaitu Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur Haris Hasanudin dan Kepala Kantor Kemenag Gresik Muh Muafaq Wirahadi.