Taliban Berkuasa, Segelintir Pengungsi Afghanistan Ingin Pulang

25 Agustus 2021 20:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga negara Afghanistan dan Pakistan berjalan melintasi perbatasan di titik penyeberangan perbatasan Pakistan-Afghanistan di Chaman, Selasa (24/8). Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga negara Afghanistan dan Pakistan berjalan melintasi perbatasan di titik penyeberangan perbatasan Pakistan-Afghanistan di Chaman, Selasa (24/8). Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat bandara Kabul dipenuhi puluhan ribu warga yang ingin melarikan diri, sekitar 200 pengungsi Afghanistan di Pakistan mengantre di perbatasan kedua negara untuk kembali ke negaranya.
ADVERTISEMENT
Jatuhnya pemerintahan ke tangan Taliban pada Minggu (15/8) menyebabkan gelombang pengungsi membeludak di Bandara Internasional Hamid Karzai. Kekacauan tak tertahankan; 10 orang dilaporkan tewas di bandara akibat tertembak atau terinjak-injak.
Namun, puluhan keluarga pengungsi Afghanistan di Pakistan kini ingin kembali ke tanah airnya. Mereka percaya, Taliban akan membawa stabilitas di negara yang tengah bergejolak ini.
“Kami beremigrasi dari Afghanistan ketika terjadi insiden pengeboman dan penuh kesulitan, ketika Muslim tengah berada dalam masalah. Kini, segala puji bagi Allah, situasinya sudah normal, jadi kami kembali ke Afghanistan,” ungkap pengungsi bernama Molavi Shaib pada Selasa (24/8), dikutip dari AFP.
Warga Afghanistan berjalan di sepanjang pagar ketika mereka tiba di Pakistan melalui titik penyeberangan perbatasan Pakistan-Afghanistan di Chaman, Selasa (24/8). Foto: AFP
Selatan Afghanistan berbatasan langsung dengan barat daya Pakistan. Kota Spin Boldak di Provinsi Kandahar, Afghanistan, dan Kota Chaman di Provinsi Balochistan, Pakistan, dibatasi oleh parit sedalam 3 meter yang dipenuhi kawat duri.
ADVERTISEMENT
Di tengah situasi Afghanistan yang tidak stabil, Pakistan harus memperketat pengawasan perbatasan untuk mencegah adanya pengungsi yang masuk ke negara mereka.
“Orang-orang sekarang ingin kembali [ke Afghanistan] tetapi tak diizinkan untuk melewati perbatasan. Kami memohon kepada pemerintah Pakistan untuk mengizinkan kami menyeberangi perbatasan karena sudah tidak ada perang, dan perdamaian sudah tercapai,” ungkap pengungsi Afghanistan bernama Muhammad Nabi.
“Rumah tangga kami, istri dan anak-anak, menunggu. Kami ingin mereka ikut menyeberangi perbatasan,” lanjutnya.
Sejak perang di Afghanistan pecah sekitar 40 tahun lalu, Pakistan telah menampung lebih dari dua juta pengungsi. Namun kini, Pakistan menyatakan tak sanggup menerima pengungsi tambahan.
Warga Afghanistan berjalan di sepanjang pagar ketika mereka tiba di Pakistan melalui titik penyeberangan perbatasan Pakistan-Afghanistan di Chaman, Selasa (24/8). Foto: AFP
AFP melaporkan, puluhan truk tampak diparkir di perbatasan Chaman, sementara para pengungsi yang ingin kembali tengah melewati pemeriksaan dokumen dan menunggu perizinan penyeberangan perbatasan mereka.
ADVERTISEMENT
Banyak dari pengungsi Afghanistan yang mengeluhkan sulitnya mencari pekerjaan dan mendapatkan hak-hak kewarganegaraan di pengungsian. Bahkan, mereka juga merasa seperti tidak diterima.
Di bagian belakang sebuah truk, tampak seorang anak laki-laki menggendong bayi dan dikelilingi oleh tumpukan barang-barang rumah tangga, seperti keranjang, kasur, dan sepeda. Sementara satu anak laki-laki lain duduk di sampingnya, mengapit seekor kambing putih.
Mereka percaya bahwa hidup mereka akan jauh lebih baik di Afghanistan.
“Saya kembali ke Ghazni, sekarang perdamaian sudah tercapai dan kami semua bahagia bisa kembali lagi ke rumah kami. Akan jauh lebih baik bagi kami untuk kembali dan tinggal di sana,” kata pengungsi Afghanistan bernama Wali Ur Rahman.
***
Saksikan video menarik di bawah ini:
ADVERTISEMENT