Taliban Izinkan Perempuan Sekolah tapi Ada Syaratnya

12 September 2021 21:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil protes untuk menyerukan kepada Taliban untuk pelestarian prestasi dan pendidikan mereka, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan, Jumat (3/9). Foto: Stringer/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil protes untuk menyerukan kepada Taliban untuk pelestarian prestasi dan pendidikan mereka, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan, Jumat (3/9). Foto: Stringer/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Taliban kembali berkuasa di Afghanistan setelah dua dekade lamanya. Kembalinya Taliban berkuasa menimbulkan kekhawatiran bagi perempuan.
ADVERTISEMENT
Sebab, ketika berkuasa di Afghanistan pada 1996 sampai 2001, Taliban mengekang hak perempuan. Perempuan dilarang bersekolah dan memperlihatkan wajahnya di tempat umum.
Akan tetapi, kini Taliban sudah mengalami perubahan dan mengizinkan perempuan untuk sekolah termasuk belajar di universitas. Meski begitu, ada syaratnya.
Menteri Pendidikan Tinggi Taliban, Abdul Baqi Haqqani, mengatakan perempuan tetap diizinkan belajar di universitas. Sebab, Taliban masih berusaha membangun kembali negara setelah beberapa dekade perang.
"Tetapi, ada sekat pemisahan gender dan aturan berpakaian Islami akan menjadi wajib," kata Haqqani dikutip dari Reuters, Minggu (12/9).
"Kami mulai membangun negara di atas apa yang ada saat ini dan (kami) tidak ingin memutar waktu 20 tahun ke belakang," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Haqqani menjelaskan, siswa perempuan nantinya hanya akan diajar oleh sesama pengajar perempuan di kelas terpisah dengan laki-laki. Mereka juga menerapkan hukum syariah Islam.
"Alhamdulillah kami memiliki banyak guru perempuan. Kami tidak akan menghadapi masalah dalam hal ini. Semua upaya akan dilakukan untuk menemukan dan menyediakan guru perempuan untuk murid perempuan," kata Haqqani.
Haqqani menambahkan, jika tidak ada guru perempuan, Taliban akan menggunakan aturan khusus.
“Bila benar-benar ada kebutuhan, laki-laki juga bisa mengajar (perempuan) tapi sesuai syariah, mereka harus menjaga jilbab,” ucap dia.
Dua wanita Afghanistan mengobrol di dalam ruang kelas setelah mendaftarkan diri sebagai guru di sekolah menengah Manochehry di Kabul 08 Desember 2001. Foto: Jimin Lai/AFP
Ruang kelas nantinya akan disekat ketat untuk membagi siswa laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang mengajar perempuan bisa dengan streaming.
Haqqani menuturkan, pemisahan gender akan diberlakukan di seluruh Afghanistan. Selain itu, seluruh mata pelajaran yang diajarkan di perguruan tinggi akan ditinjau dalam beberapa bulan mendatang.
ADVERTISEMENT