Taliban Kembali Minta Dukungan Internasional Meski Belum Penuhi Hak Perempuan

12 Oktober 2021 4:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Taliban saat mengunjungi taman hiburan di waduk Qargha Kabul, di pinggiran Kabul, Afghanistan, Sabtu (9/10). Foto: Jorge Silva/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Taliban saat mengunjungi taman hiburan di waduk Qargha Kabul, di pinggiran Kabul, Afghanistan, Sabtu (9/10). Foto: Jorge Silva/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pascamengambil alih Afghanistan, Taliban kerap mendorong hubungan baik dengan negara-negara lain untuk mencegah krisis ekonomi dahsyat di negara itu. Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi kini kembali meminta dunia untuk bekerja sama dan menerima Taliban.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat internasional perlu mulai bekerja sama dengan kami," kata Muttaqi dalam sebuah acara di Institut Doha, Senin (11/10), dikutip dari Reuters.
"Dengan ini kita akan dapat menghentikan ketidakamanan dan pada saat yang sama kita akan dapat terlibat secara positif dengan dunia,” imbuh dia.
Kendati lagi-lagi meminta dukungan internasional, Taliban belum memenuhi seluruh janji yang mereka suarakan atas tuntutan dunia pascapengambilalihan Afghanistan. Salah satunya terkait komitmen tegas dalam mendukung pendidikan anak perempuan.
Taliban sejauh ini menolak memberikan alasan untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah. Bulan lalu, Taliban mengumumkan sekolah di atas kelas enam Sekolah Dasar hanya akan dibuka kembali untuk anak laki-laki.
Muttaqi hanya beralasan pemerintah Imarah Islam Taliban bergerak dengan hati-hati. Ia menambahkan Taliban baru berkuasa selama beberapa minggu, sehingga tidak mungkin menyelesaikan reformasi yang gagal diterapkan oleh masyarakat internasional dalam 20 tahun terakhir.
Pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil protes untuk menyerukan kepada Taliban untuk pelestarian prestasi dan pendidikan mereka, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan, Jumat (3/9). Foto: Stringer/REUTERS
"Afghanistan sebelumnya memiliki banyak sumber keuangan dan mereka memiliki dukungan dan dukungan internasional yang kuat, tetapi [setelah diambil alih tidak tapi] pada saat yang sama Anda meminta kami untuk melakukan semua reformasi dalam dua bulan?" dia berkata.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan baru Taliban telah mendapat kecaman terus-menerus atas responsnya terkait pendidikan anak perempuan. Selama ini, pendidikan perempuan dianggap sebagai salah satu dari sedikit keuntungan positif dari keterlibatan Barat selama dua dekade di Afghanistan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan Taliban telah melanggar janji untuk menjamin hak-hak perempuan dan anak perempuan. Ia pun menilai tidak mungkin ekonomi dapat diperbaiki jika perempuan dilarang bekerja.
Di sisi lain, Muttaqi juga kembali menyerukan permintaan agar Amerika Serikat mencabut pembekuan lebih dari 9 miliar Dolar atau Rp 113 triliun dari cadangan bank sentral Afghanistan yang disimpan di luar negeri. Meski ia mengatakan pemerintah memiliki pendapatan sendiri dari pajak, tarif bea cukai, dan pertanian jika dana tetap dibekukan.
ADVERTISEMENT
Ia pun memastikan pasukan Taliban memiliki kendali penuh atas negara itu dan mampu mengendalikan ancaman dari militan Negara Islam. ISIS telah mengeklaim serangkaian serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir di Afghanistan, termasuk pemboman pekan lalu di sebuah masjid Syiah di kota utara Kunduz.
"Isu Daesh sejauh ini dikendalikan oleh Imarah Islam," tandas dia.