Taliban Larang Perempuan Afghanistan Kunjungi Taman Hiburan

10 November 2022 15:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taliban naik perahu dayung di Danau Qargha di pinggiran Kabul, Afghanistan pada 28 September 2021. Foto: Wakil Kohsar/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Taliban naik perahu dayung di Danau Qargha di pinggiran Kabul, Afghanistan pada 28 September 2021. Foto: Wakil Kohsar/AFP
ADVERTISEMENT
Taliban telah mengeluarkan aturan yang kembali membatasi perempuan Afghanistan dari ruang publik. Kementerian Moralitas melarang perempuan mengunjungi taman hiburan dan taman umum sejak Rabu (9/11).
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan (MPVPV) Akif Sadeq Mohajir menjelaskan latar belakang dirumuskannya peraturan ini, berkaitan dengan pelanggaran berdua-duaan dengan lawan jenis.
AFP melaporkan bahwa MPVPV telah terlebih dahulu mengeluarkan peraturan mengenai pemisahan perempuan dan laki-laki di ruang publik. Perempuan juga hanya boleh mengunjungi ruang publik pada hari-hari tertentu.
Seorang wanita Afghanistan berdiri di depan rumahnya yang dilanda gempa di desa Spolgin di distrik Spera provinsi Khost, Afghanistan, Minggu (26/6/2022). Foto: Ali Khara/REUTERS
"Selama 15 bulan terakhir, kami mencoba yang terbaik untuk mengatur dan menyelesaikannya dan bahkan menentukan hari-harinya," kata Mohajir pada Rabu (9/11) malam.
"Tapi tetap saja, di beberapa tempat, pada kenyataannya, kita harus mengatakan di banyak tempat aturan itu dilanggar. Ada pencampuran (laki-laki dan perempuan), hijab tidak diperhatikan, makanya diambil keputusan untuk saat ini," tambah dia.
Dua operator taman hiburan yang enggan disebutkan namanya menyatakan otoritas Taliban telah meminta mereka menolak perempuan untuk memasuki taman hiburan. Hal ini diperkuat dengan kesaksian seorang warga Kabul Masooma yang ditolak untuk masuk ke taman hiburan bersama cucunya.
ADVERTISEMENT
“Ketika seorang ibu datang dengan anak-anak mereka, mereka harus diizinkan masuk ke taman karena anak-anak ini belum melihat sesuatu yang baik. Mereka harus bermain dan dihibur. Saya banyak mendesak mereka, tetapi mereka tidak mengizinkan kami masuk ke dalam taman dan sekarang kami kembali ke rumah, ” kata Masooma.

Hak Perempuan Makin Terbatas

Anak-anak perempuan Afghanistan kembali ke sekolah. Foto: Ahmad SAHEL ARMAN/AFP
Bukan kali pertama Taliban mengeluarkan aturan diskriminatif terhadap perempuan. Sejak mengambil alih Afghanistan, mereka melarang perempuan untuk pergi tanpa didampingi laki-laki.
Perempuan juga wajib menggunakan jilbab atau burqa setiap kali keluar rumah.
Yang paling kontroversial adalah larangan perempuan untuk mengenyam pendidikan di sekolah. Kebijakan itu memicu pemberontakan dengan pendirian sekolah-sekolah 'bawah tanah' agar hak pendidikan terhadap perempuan bisa tetap terpenuhi, meski ada larangan dari Taliban.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, kebijakan pelarangan mengunjungi taman hiburan dan taman umum ini direspons kekecewaan oleh banyak pihak.
"Tidak ada sekolah, tidak ada pekerjaan. Setidaknya kita harus memiliki tempat untuk bersenang-senang. Kami hanya bosan dan muak berada di rumah sepanjang hari, pikiran kami lelah," kata warga Afghanistan yang enggan disebut namanya.
Tidak hanya masyarakat, pengelola taman hiburan mengaku keberatan dengan pelarangan ini. Sebelum adanya pelarangan, taman hiburan Zazai bisa dipenuhi oleh ratusan pengunjung yang rata-rata adalah perempuan yang membawa anaknya. Kondisi ini berubah 180 derajat pada hari pertama implementasi larangan tersebut.
Pengembang Taman Zazai, Habib Jan Zazai khawatir bahwa ia akan menutup bisnisnya yang bernilai Rp 172 miliar yang mempekerjakan lebih dari 250 orang itu. Lebih lanjut, Zazai menilai larangan ini juga akan berdampak pada enggannya investor berinvestasi di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah dijalankan oleh pajak. Jika investor tidak membayar pajak, lalu bagaimana mereka bisa berjalan?" pungkas Zazai.
Penulis: Thalitha Yuristiana.