Taliban Serukan Serang Tentara Belanda karena Kontes Kartun Nabi

31 Agustus 2018 10:46 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiga hari gencatan senjata Taliban. (Foto: AFP/Noorulah Shirzada)
zoom-in-whitePerbesar
Tiga hari gencatan senjata Taliban. (Foto: AFP/Noorulah Shirzada)
ADVERTISEMENT
Kelompok milisi Taliban menyerukan tentara Afghanistan untuk menyerang pasukan Belanda yang ada di negara itu. Seruan ini dilayangkan menyusul adanya kontes kartun Nabi Muhammad yang digelar politisi Belanda Geert Wilders.
ADVERTISEMENT
Ancaman ini disampaikan Taliban beberapa saat sebelum Wilders membatalkan kontes tersebut. Menurut Wilders, akibat kontes itu ancaman berdatangan kepada Belanda.
Diberitakan Reuters, Taliban dalam pernyataannya pada Kamis (30/8) mengatakan kontes tersebut adalah penistaan dan tindak permusuhan Belanda terhadap umat Islam. Karena itu mereka menyerukan tentara Taliban untuk menyerang pasukan Belanda.
"Jika mereka meyakini diri Muslim atau beriman terhadap Islam, maka gunakan senjata untuk menyerang tentara Belanda atau membantu Taliban menyerang mereka," ujar pernyataan Taliban itu.
Geert Wilders, salah satu anggota Parlemen Belanda. (Foto: Daniel LEAL-OLIVAS/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Geert Wilders, salah satu anggota Parlemen Belanda. (Foto: Daniel LEAL-OLIVAS/AFP)
Saat ini ada sekitar 100 tentara Belanda yang menjadi bagian dari misi pelatihan NATO yang melibatkan 16 ribu tentara di Afghanistan.
Kontes kartun Nabi oleh Wilders, politisi dari Partai Kebebasan Belanda, tidak mendapatkan dukungan dari Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Namun Rutte mengatakan hak Wilders mengadakan kontes itu diatur dalam kebebasan berekspresi di Belanda.
ADVERTISEMENT
Bagi umat Islam, setiap penggambaran Nabi Muhammad terlarang dan melakukannya adalah bentuk penghinaan besar. Tidak jarang, tindakan yang dilakukan atas dasar kebebasan berekspresi itu berujung aksi kekerasan.
Pada 2005 contohnya, aksi besar di seluruh dunia pecah setelah koran Denmark menghina Nabi Muhammad lewat karikatur. Sepuluh tahun kemudian, 12 orang kartunis dan anggota redaksi majalah satire Charlie Hebdo di Paris tewas dibunuh milisi di kantor mereka akibat menerbitkan kartun Nabi.