Tangis Ibu di Bantul Pecah Ingat Anaknya Makan Sate Sianida hingga Tewas

18 Oktober 2021 14:53 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana sidang kasus sate sianida maut dengan terdakwa Nani Aprilliani Nurjaman (25) di Pengadilan Negeri Bantul. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana sidang kasus sate sianida maut dengan terdakwa Nani Aprilliani Nurjaman (25) di Pengadilan Negeri Bantul. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Sidang kasus sate sianida maut di Bantul dengan terdakwa Nani Aprilliani Nurjaman (25) kembali digelar di ruang sidang 1 Cakra, Pengadilan Negeri (PN) Bantul, Senin (18/10).
ADVERTISEMENT
Pada sidang kali ini, agendanya adalah pemeriksaan saksi dari jaksa penuntut umum, Senin (18/10). Terdakwa Nani masih menjalani sidang secara daring dari Lapas Perempuan Wonosari, Gunungkidul.
Dalam sidang yang dipimpin hakim ketua Aminuddin, orang tua Naba Faiz (10), anak driver ojol yang makan sate isi sianida dihadirkan. Faiz merupakan anak dari driver ojol bernama Bandiman. Bandiman dihadirkan di sidang bersama istrinya, Titik Rini untuk menjadi saksi.
Tangis Titik pun pecah ketika dia hendak berbicara di hadapan majelis hakim. Dia tidak kuasa menahan air matanya ketika mengingat anak keduanya itu tewas dengan cara tragis.
"(Naba) Sudah meninggal, Pak. Karena racun, Pak, sianida. 25 April 2021. Di Salakan, Bantul," kata Titik.
Titik bercerita pada saat itu bulan puasa. Bandiman, suami Titik yang berprofesi sebagai tukang ojek online (ojol), membawa pulang paket takjil berisi sate dan snack.
ADVERTISEMENT
"Dibawa Bapak Bandiman, suami saya. Didapat dari Nani. Yang buka (sate) saya. Terus saya buka, saya mau tak suapin anak saya," katanya.
Bandiman dan anak pertamanya makan sate tanpa bumbu. Kemudian Naba memakan lontong dengan bumbu sate.
"Habis itu lontong saya campur bumbu, yang makan Naba. Habis itu Naba lari," ujarnya.
Sidang kedua kasus sate sianida maut di Bantul dengan terdakwa Nani Aprilliani Nurjaman di ruang sidang 1 Cakra, Pengadilan Negeri (PN) Bantul, Senin (27/9). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Naba berlari dan minum air putih dingin karena mengeluh panas dan pedas di tenggorokan.
"Naba dia lari ke belakang ambil air dingin. Saya makan, saya setengahnya lagi (lontong dan bumbu)," katanya.
Titik merasa pusing usai memakan lontong berbumbu sate tersebut. Dia dan Naba kemudian dilarikan ke RSUD Kota Yogya. Namun nahas, Naba tidak tertolong nyawanya.
Dalam kesempatan itu, Nani yang mengikuti sidang secara daring menyampaikan permintaan maaf ke Titik. Titik pun memberikan maaf tetapi hukum tetap harus berjalan.
ADVERTISEMENT
"Tapi walaupun saya sudah memaafkan, keadilan tetap harus jalan. Keadilan harus jalan proses hukum harus jalan," katanya.
Sementara itu, Bandiman mengaku tidak menaruh dendam terkait meninggalnya Naba. Hanya saja dia meminta Nani dihukum secara setimpal.
"Insyaallah tidak ada (dendam). Mungkin perjalanan nasib anak saya sampai di situ. Saya minta penegak hukum semoga Mbak Nani ini dihukum dengan perbuatan yang setimpal," kata Bandiman.

Kilas Balik Kasus Sate Sianida

Kasus sate sianida Nani ini terjadi pada 25 April lalu. Nani meracik sate ayam dengan sianida. Niat Nanti untuk meracuni seseorang bernama Tomi, yang diduga kekasihnya. Alasannya Nani kecewa ditingggal nikah.
Namun, sate itu salah sasaran dan justru menewaskan anak seorang Bandiman, Faiz.
ADVERTISEMENT
Bandiman membawa pulang sate racikan Nani lantaran istri Tomi mengaku tak mengenal si pengirim sate. Bandiman memang menerima order secara offline dari Nani di seputaran Gayam atau Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta.
Nani yang tadinya tidak diketahui identitasnya lantas meminta Bandiman mengantar dua bungkus makanan berisi sate dan snack itu ke sebuah perumahan di Kasihan, Bantul kepada orang yang bernama Tomi. Dia berpesan bahwa takjil dari 'Hamid dari Pakualaman'.
Sesampai di lokasi, Tomi sedang di luar kota. Istri Tomi tidak mau menerima kiriman makanan tersebut lantaran merasa tidak tahu siapa pengirimnya.
Begitu pula Tomi ketika saat itu dihubungi mengaku tidak kenal. Istri Tomi menganjurkan makanan dibawa pulang saja.
Bandiman pun pulang dan sate disantap keluarga. Naba Faiz, anak kedua Bandiman kolaps ketika memakan bumbu sate bersama lontong. Sempat dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong.
ADVERTISEMENT
Nani kemudian ditangkap polisi pada 30 April di rumahnya di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
=====
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews