Tank Israel Serbu RS di Khan Younis, Gaza; Puluhan Orang Terluka

24 Januari 2024 2:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza Rabu (17/12/2023). Foto: Bassam Masoud/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza Rabu (17/12/2023). Foto: Bassam Masoud/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tentara penjajah Israel mengerahkan tank-tank mereka dan menyerang rumah sakit hingga markas Bulan Sabit Merah Palestina yang ada di wilayah Khan Younis, Gaza, Selasa (23/1) waktu setempat. Khan Younis adalah salah satu kantong pengungsi terbesar di Gaza saat ini setelah mayoritas tempat tinggal mereka hancur.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut tank-tank Israel menembak lantai atas gedung Rumah Sakit Nasser yang merupakan area untuk ruang bedah khusus dan ruang darurat. Akibat kejadian ini, puluhan orang diperkirakan terluka dan satu orang tewas.
Meski ada korban luka dan RS Nasser rusak parah, namun juru bicara militer Israel mengaku tak tahu soal kejadian itu. Padahal di sisi lain, dalam pernyataan berbeda, militer Israel mengaku pasukannya sudah mengepung wilayah Khan Younis yang selama tiga bulan terakhir jadi pusat serangan darat mereka di wilayah selatan Gaza.
"Pasukan Israel telah memutus akses kompleks Rumah Sakit Nasser, membahayakan staf, personel, dan para pengungsi. Kini staf medis tak bisa mengevakuasi pasien serius mereka ke rumah sakit lapangan Yordania di dekatnya karena pengeboman terus terjadi tanpa henti," ucap Kementerian Kesehatan Palestina.
ADVERTISEMENT

"Tolong Sampaikan ke Israel, Kami Bukan Sasaran"

Warga Palestina berkumpul di puing-puing pasca serangan Israel, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, Rabu (11/10/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Kepala Departemen Bedah Rekonstruksi Plastik RS Nasser, dr Ahmed Mugrabi, memberikan kesaksiannya kepada Middle East Eye tentang kekacauan yang terjadi pada hari itu. Ia memberikan gambaran sekilas bagaimana kekcauan di kotanya terjadi akibat blokade Israel.
"Hari ini kami mendapatkan kabar dari tentara Israel yang memerintahkan kami untuk mengevakuasi blok 107. Padahal blok ini sebenarnya berisi sekolah, rumah sakit, dan perumahan penduduk," ucap Mugrabi.
Israel memang membagi Jalur Gaza yang mereka jajah menjadi beberapa blok dan terus meminta warga Palestina berpindah dari satu blok ke blok lain untuk "mengungsi". Namun pada akhirnya, tindakan tersebut tak membuat warga sipil yang mencari perlindungan itu benar-benar selamat.
Seorang pria Palestina membawa korban anak-anak di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Kamis (26/10/2023). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
"Kami berusaha untuk mengevakuasi blok ini, tapi tidak bisa. Di sekitar saya terus terdengar suara ledakan, tembakan dari atas kepala kami. Kami tak bisa mengungsi karena tak aman," tutur Mugrabi.
ADVERTISEMENT
Warga yang terluka juga berusaha mencari pertolongan medis dan datang ke rumah sakit dengan susah payah. Meski sudah sampai di rumah sakit pun, staf medis banyak yang tak bisa datang ke sana karena terblokade.

Tak Ada Lagi Tempat Aman di Khan Younis

Warga Palestina bereaksi di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Kamis (26/10/2023). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Sejauh ini Israel telah membagi jalur Gaza menjadi enam blok yang berhasil diidentifikasi, yaitu 107, 108, 109, 110, 111, dan 112. Salah satu warga bernama Dina (36) yang mengungsi bersama 23 anggota keluarganya di Blok 107 bercerita di pagi itu, ia mendapatkan peringatan darurat dari Israel.
"Daerah ini adalah salah satu zona teraman tempat kami mencari perlindungan setelah pada 17 Oktober rumah kami di Kota Gaza hancur," kata Dina yang membawa empat anaknya.
ADVERTISEMENT
Dalam pesan itu, warga yang mengungsi di lingkungan Al-Amal dan sekitarnya diminta untuk pindah ke daerah Al-Mawasi. Padahal mayoritas pengungsi di Al-Mawasi sebelumnya terpaksa melarikan diri dari sana karena tank-tank Israel sudah mencapai daerah itu.
"Pasukan helikopter dan kapal perang telah menembaki mereka. Kakak saya sebelumnya mengungsi di sana bersama keluarganya, namun karena hal itu, ia harus pindah ke Kota Rafah," tutur Dina.
Keluarga pengungsi dari Khan Younis mendirikan tenda pengungsian di wilayah Rafah yang berbatasan Gaza dengan Mesir. Foto: MOHAMMED ABED / AFP
Kini, sebagian besar blok di Khan Younis sudah ditandai sebagai wilayah yang tak aman. Warga Palestina yang semakin terdesak tak punya lagi tempat untuk berlindung dan terancam jadi korban.
Pasukan penjajah Israel yang terus mendesak warga sipil Palestina memaksa lebih dari satu juta jiwa berdesakan di Rafah, kota yang berbatasan dengan Mesir. Korban jiwa pun terus meningkat tanpa henti, yang sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak--yang kemungkinan besar bukan bagian dari "kelompok yang diklaim tengah diperangi Israel, Hamas".
ADVERTISEMENT
Hingga Oktober 2023, setidaknya sudah ada 25.490 warga Palestina yang jadi korban jiwa dalam konflik ini.