Tarawih Berjemaah di Masjid yang Berujung ODP hingga Positif Corona

14 Mei 2020 8:08 WIB
comment
15
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat Islam melaksanakan ibadah salat Tarawih malam pertama tanpa pembatasan jarak di Masjid Islamic, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (23/4). Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
zoom-in-whitePerbesar
Umat Islam melaksanakan ibadah salat Tarawih malam pertama tanpa pembatasan jarak di Masjid Islamic, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (23/4). Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
ADVERTISEMENT
Pemerintah dan MUI sudah menganjurkan masyarakat agar tetap berada di rumah selama pandemi corona ini. Termasuk juga melaksanakan kegiatan ibadah, seperti salat Tarawih di bulan Ramadhan kali ini.
ADVERTISEMENT
"Mari di rumah saja, lebih aman, ibadah di rumah. Majelis Ulama sudah keluarkan fatwa tadarus, iktikaf, tarawih, di rumah. Oleh karena itu, jangan langgar ini, mari perhatikan kembali fatwa MUI, imbauan pemda, oleh karena itu Ramadhan bersama keluarga di rumah," kata Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto, saat konferensi pers harian terkait perkembangan kasus virus corona di Indonesia di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (7/5).
Namun, masih saja ada beberapa warga yang tak mengindahkan anjuran pemerintah dan MUI tersebut. Masih banyak masyarakat yang salat Tarawih secara berjemaah di masjid.
Ilustrasi Masjid. Foto: AFP
Misalnya, sebanyak 28 warga di Tambora, Jakarta Barat, dinyatakan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP). Status ini diberikan setelah mereka mengikuti salat Tarawih di Masjid Baitul Muslimin yang imamnya dinyatakan positif corona.
ADVERTISEMENT
Camat Tambora, Bambang Sutama, mengatakan, warga yang positif virus corona tersebut selain imam salat tarawih juga sebagai ketua RT setempat. Ia dinyatakan positif corona setelah dites swab bersama anaknya.
“Pertama anaknya cek di Puskesmas positif, kemudian orang tuanya ikut melakukan tes swab pada Jumat (8/5) kemarin. Hasilnya dua-duanya positif COVID-19,” ujar Bambang saat dihubungi, Rabu (13/5).
“Nah malam itu masih memimpin tarawih,” tambah Bambang.
Bambang menyebut, warga yang positif virus corona tersebut telah dievakuasi ke RSUD Tarakan. Proses evakuasi dibantu TNI dan Polri.
“Minggu (10/5) pagi mereka mau dievakuasi ke RS Tarakan. Katanya mereka sebenarnya mau dievakuasi ke RS mana saja asalkan tidak ke RS Wisma Atlet,” ujar Bambang.
Umat Islam melaksanakan ibadah shalat Tarawih malam pertama tanpa pembatasan jarak di Masjid Islamic, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (23/4). Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
Namun, ke-28 warga Tambora yang ODP tersebut masih beraktivitas di luar rumah. Mereka diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari.
ADVERTISEMENT
Selain di Jakarta, kejadian serupa juga ada di Solo, Jawa Tengah. Ada 2 orang yang salah satunya warga Joyontakan terpapar COVID-19 setelah salat tarawih di masjid AN. Hal ini dikatakan Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Pencegahan COVID-19 Kota Solo, Ahyani, ketika dikonfirmasi.
"Ada penambahan 2 pada tanggal 8 Mei. Dari kemarin bertambah 2, jadi 2 hari tambah 4 orang. Semuanya dari PDP," jelasnya.
Pria asal Joyontakan itu terpapar setelah salat tarawih di masjid yang berdekatan dengan Solo dan Grogol, Sukoharjo. Bahkan satu perempuan usia 26 tahun terpapar dari lingkungan kerja, di mana ada aktivitas keluar masuk kota.
Kemudian ada juga di Batam, Kepulauan Riau. Seorang PDP meninggal dunia, usai mengikuti salat Tarawih berjemaah di masjid.
ADVERTISEMENT
Pasien ini, sebelum masuk rumah sakit masih beraktivitas, termasuk menyerahkan sembako dan melaksanakan salat tarawih berjemaah di masjid AF sekitaran rumahnya.
Kemudian, tiga santri Ponpes Al Fatah, Temboro, Magetan, asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, dinyatakan positif virus corona dari hasil tes swab PCR.
Suasana salat tarawih Masjid Sunan Ampel. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Sebelumnya mereka sempat membaur dengan warga setempat dan bahkan memimpin salat berjemaah di masjid. Sebab ketiganya tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.
Warga sekitar awalnya tidak merasa khawatir lantaran dari hasil rapid test ketiganya dinyatakan negatif. Namun beberapa hari kemudian, hasil tes swab ketiga santri tersebut keluar dan menunjukkan positif COVID-19.
Sekretaris Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Bone, Dray Vibrianto, mengaku pihaknya tengah mempertimbangkan karantina wilayah di desa yang terdapat kasus positif. Apalagi, ketiga santri tersebut sempat memimpin salat berjemaah.
ADVERTISEMENT
"Kami ada rencana karantina dua desa tempat tiga santri itu berdomisili. Untuk saat ini, petugas sudah bergerak ke Kecamatan Lamuru untuk melakukan sterilisasi dan menyemprot lokasi yang pernah didatangi ketiganya, keluarganya juga sudah kami amankan," jelas Dray.
Rencananya, ketiga santri tersebut segera diisolasi di RSUD Tenriawaru. Sedangkan keluarga mereka akan dievakuasi ke rumah singgah.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
--------------------------------
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.