Target Rapid Test: Warga yang Secara Fisik Kontak dengan Pasien Positif Corona

19 Maret 2020 15:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNPB Doni Monardo saat sambangi posko pengungsian di Jati Asih, Bekasi. Foto: Irfan Adi Saputra
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPB Doni Monardo saat sambangi posko pengungsian di Jati Asih, Bekasi. Foto: Irfan Adi Saputra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah saat ini tengah mempersiapkan rapid test untuk mencegah penyebaran virus corona di Indonesia. Target dari rapid test ini adalah masyarakat yang secara fisik sempat berkontak dengan pasien positif virus corona.
ADVERTISEMENT
"Tentunya targetnya adalah masyarakat secara luas, terutama mereka yang secara fisik telah mengalami kontak dengan pasien positif. Tentunya ini menjadi prioritas utama," ungkap Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen (TNI) Doni Monardo saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/3).
Ilustrasi Corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Doni mengatakan, rapid test tidak bisa langsung dilakukan kepada seluruh masyarakat, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak. Sehingga yang menjadi prioritas rapid test adalah bagi mereka yang sempat berkontak dengan pasien positif virus corona.
"Kalau seluruh masyarakat harus mendapat rapid test ini, mungkin akan sangat sulit. Karena akan sangat banyak, penduduk kita jumlahnya 270 juta jiwa," ungkapnya.
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Meski demikian, Doni menjelaskan untuk mengetahui siapa saja yang harus menjalani rapid test tergantung dari hasil pelacakan dan tracing dari TNI-Polri dan BIN. Sebab, lembaga ini yang masuk dalam tim deteksi dan tracing pasien positif virus corona.
ADVERTISEMENT
"Jadi mungkin hasil koordinasi dengan tim medis di lapangan, dengan mereka yang tergabung dalam tim deteksi yang terdiri dari tim gabungan, ada unsur TNI, unsur Polri, ada juga unsur dari intelijen yaitu BIN, untuk bisa memberikan masukan. Sehingga siapa kira-kira yang wajib melakukan rapid test," pungkasnya.
Rapid test akan diimpor oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau PT RNI. Perusahaan ini bakal mengimpor 500 ribu rapid test dari China.
PT RNI telah mengajukan izin impor ke Kementerian Kesehatan pada 10 Maret 2020. Saat izin terbit, barang tersebut akan langsung dikirim dari Hangzhou, China.
Infografik Menangkal Penyebaran Virus Corona. Foto: Argy Pradypta/kumparan