Target Tes Masif di Sleman Molor Akibat Laboratorium Penuh

27 Juli 2020 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laboratorium.  Foto: ADITYA PRADANA PUTRA - ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laboratorium. Foto: ADITYA PRADANA PUTRA - ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Laboratorium pengujian swab PCR corona di Daerah Istimewa Yogyakarta (DI Yogyakarta) penuh. Antrean spesimen yang menumpuk tersebut membuat target 5.000 swab massal di Kabupaten Sleman terhambat.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menjelaskan bahwa menumpuknya sampel di laboratorium tersebut merupakan imbas masifnya tes swab di Kabupaten Bantul dan Sleman.
Kapasitan lab sedang dalam kondisi klewowogen (penuh), menolak pemeriksaan PCR swab karena menampung berbagai rumah sakit dan dinas kesehatan yang sama-sama melakukan permintaan swab,” kata Joko ditemui di Pemkab Sleman, Senin (27/7).
Joko mencontohkan Kabupaten Bantul melakukan pengujian swab di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta. Namun pada Sabtu lalu, Bantul juga mengirim ke lab Fakultas Kedokteran UGM, yang notabene merupakan lab untuk Kabupaten Sleman.
“Sehari paling 200-300 pemeriksaan satu lab. Banyak sekali swab massal di Bantul dan Sleman banyak. Bantul mestinya di BBTKLPP sedangkan Sleman di Laboratorium FK KMK UGM,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Nah ternyata Bantul BBTKLPP yang kapasitasnya besar tidak pernah libur ya tanggal merah masuk mereka sudah tidak kuat menampung dari Bantul. Makanya dari Bantul, Sabtu itu ada 600 sampel spesimen dikirim FK UGM sehingga terjadi penumpukan di sana dan sementara FK UGM 10 hari ke depan tidak menerima dari Sleman. Sehingga hanya memeriksa spesimen yang kita kirim kemarin,” jelasnya.
Dengan antrean spesimen ini target swab massal di Sleman molor. Seharusnya 5.000 swab ini selesai pada akhir Juli. Sekarang target tersebut diundur menjadi akhir Agustus.
“Target sesuai ketentuan 5.000 kemudian kita jabarkan seminggu target 1.000 karena lab sedang penuh hingga menolak akhirnya kota perpanjang waktunya 5.000 lima minggu. Dan dari nakes sudah 2000 tinggal 3000 kita ecer perminggu 500,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain 2.000 nakes, swab massal ini diprioritaskan untuk tempat pendidikan dan asrama seperti pondok pesantren, tempat kerumunan masyarakat, dan pwlayanan publik.
Pemkab Sleman pun telah berkomunikasi dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk uji PCR ini. Meski terbatas, tetapi hal ini sudah disyukuri Pemkab Sleman agar swab massal bisa terus berjalan.
“Lab UMY sudah memeriksa dari PKU di Bantul, Kota Yogya, dan Sleman. Menerima dari luar baru koordinasi karena terpepet keadaan menghubungi pimpinannya welcome mereka. Mulai Rabu untuk uji. Kapasitasi di sana 60-100 sampel. Relatif masih kurang tapi kondisi saat ini lumayan dari pada tidak ada,” pungkasnya.
Terkait hal ini, Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih menjelasan bahwa pihaknya telah mencari solusi permasalahan ini. Saah satunya dengan menambah tenaga analisis agar uji sampel tiap harinya meningkat. Di DI Yogyakarta sendiri terdapat 5 lab corona selain BBTKLPP dan UGM, masih ada RSUP Sardjito, RSPAU Hardjolukito, dan Balai Besar Veteriner Wates.
ADVERTISEMENT
“Solusi yang direncanakan gugus tugas adalah rekrut tenaga analis atau bekerja sama dengan organisasi profesi untuk bantu operasional lab, evaluasi kembali jadwal pengambilan swab massal yang dilakukan oleh masing masing kabupaten dan kota,” ujar Berty.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)