Tekan Penularan, Satgas Imbau Masyarakat Anggap Semua Orang Suspek Corona

8 Desember 2020 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menggunakan masker beraktivitas di Kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selata, Jumat (13/3).  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga menggunakan masker beraktivitas di Kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selata, Jumat (13/3). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Kedisiplinan penerapan protokol kesehatan 3M selama 9 bulan pandemi COVID-19 justru semakin menurun. Hal ini terlihat dari sudah berkurangnya kesadaran masyarakat dalam memakai masker dan kerumunan yang makin banyak.
ADVERTISEMENT
Kasubbid Tracking Satgas COVID-19, Kusmedi Priharto, meminta masyarakat untuk masing-masing menempatkan diri sebagai orang tanpa gejala (OTG) atau suspek corona. Dengan menjadikan diri sebagai suspek, maka kita akan terbiasa melakukan kebiasaan kecil, seperti selalu mengenakan masker saat berkomunikasi dengan orang lain hingga menghindari kontak langsung.
"Kita enggak usah dekat-dekat, kita enggak usah cium-ciuman, kita enggak usah bersalaman. Karena semua kemungkinan besar akan terkena sama, seperti kita tadi ketika sudah mau memulai (diskusi) ruang ini didisinfektan semua, kursi disemprot, saya disuruh membersihkan diri saya sendiri untuk itu. Nah, itulah sebagai kebiasaan-kebiasaan bagaimana kita hidup bersama COVID," ujar Kusmedi dalam diskusi virtual di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (8/12).
Pengendara motor menggunakan masker melintas disamping mural bergambar protokol kesehatan COVID-19 di jalan Roda 2 Gang Mesin RT 01/01, Kelurahan Babakan Pasar, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/10/2020). Foto: ARIF FIRMANSYAH/ANTARA FOTO
Selain itu, Kusmedi menuturkan bersikap berburuk sangka kepada seseorang di masa pandemi juga baik dilakukan. Buruk sangka di sini diartikan sebagai meningkatkan kewaspadaan tentang kondisi kesehatan orang-orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga, untuk mengantisipasi potensi penularan corona, seseorang akan dengan sendirinya patuh pada protokol kesehatan.
"Saya berpikir bahwa jangan-jangan Anda itu positif, berarti saya harus menjaga jarak saya, harus menjaga jarak lebih dari 1 meter dari Anda. Kalau saya terpaksa harus bicara ya saya pakai masker. Saya enggak mau begitu, Anda lepas masker, saya pergi dari situ. Karena saya menjaga diri saya sendiri daripada saya tertular, lebih baik saya pergi dari situ atau tidak berbicara," ungkap Kusmedi.
Terakhir, hal sepele lainnya yang kerap luput dari perhatian yakni tata cara masuk ke rumah usai berkegiatan di luar ruangan.
Infografik Protokol Masuk Rumah. Foto: Ilham Syawal/kumparan
Kusmedi mengingatkan agar segera melepaskan pakaian dan membersihkan diri setibanya di rumah. Serta, hindari komunikasi dengan orang rumah hingga selesai mandi.
ADVERTISEMENT
Ia merasa kebiasaan-kebiasaan sederhana ini harus selalu disampaikan ke masyarakat karena penting dilakukan demi mencegah terpapar virus corona.
"Nah, kalau kebiasaan-kebiasaan baru ini tersosialisasi dengan benar, maka kita akan aman dari hal (penularan) tersebut, dalam jangka panjang pun akan aman," pungkasnya.