Untitled Image

Teman Autis: Berjuang Dobrak Stigma yang Diterima Para Penyandang Autisme

21 Juni 2023 8:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bersama para rekannya, Alvinia Christiany dan Ratih Hadiwinoto menginisiasi Teman Autis. Foto: dok. SATU Indonesia Awards
zoom-in-whitePerbesar
Bersama para rekannya, Alvinia Christiany dan Ratih Hadiwinoto menginisiasi Teman Autis. Foto: dok. SATU Indonesia Awards
Tidak pernah mudah bagi orang tua saat mengetahui anaknya menunjukkan gejala autisme. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengungkapkan, gangguan perkembangan ini dapat menyebabkan anak mengalami masalah perilaku serta kesulitan dalam bersosialisasi maupun berkomunikasi.
Di sisi lain, edukasi terkait bantuan, dukungan, serta terapi untuk penyandang autisme masih bisa dihitung jari. Saat mencari sendiri fakta terkait autisme di internet, bisa jadi masih banyak orang tua yang bingung dan khawatir karena informasi yang diberikan simpang siur.
Belum lagi mitos-mitos seputar autisme yang masih salah kaprah dan membuat penyandangnya dipandang sebelah mata. Padahal, mereka punya potensi yang sama dengan anak-anak lain untuk dikembangkan.
Hal inilah yang mendorong Alvinia Christiany dan Ratih Hadiwinoto menginisiasi Teman Autis. Kedua perempuan itu punya satu mimpi yang sama: mendobrak segala stigma tentang autisme di Tanah Air.
Teman Autis menyediakan informasi seputar autisme dalam satu platform. Foto: dok. SATU Indonesia Awards
Sebagai organisasi nonprofit, Teman Autis menyediakan informasi dalam bentuk online platform. Edukasi seputar autisme hingga tempat terapi dan klinik telah dikumpulkan dalam satu tempat yang sama, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya.
Dalam SATU Indonesia Awards Bicara episode Beyond Autism, Ratih menceritakan, Teman Autis lahir dari kecemasan dan kegelisahan terhadap perundungan kepada orang-orang yang menyandang autisme. Bersama beberapa rekannya, perempuan penyuka kucing itu pun berinisiatif untuk menyebarkan informasi seputar autisme.
"Awalnya kita mau ningkatin awareness dengan kita bikin event, bagi-bagi brosur, kampanye di car free day, atau (mengadakan) small workshop. Kemudian (dari kegiatan itu) kita jadi makin dekat dengan komunitas orang tua dan anak autis. Ternyata kebutuhan mereka enggak sekadar perlu bantuan untuk menyebarkan informasi tentang autis, tapi ada juga kebutuhan-kebutuhan lain," jelasnya.
Teman Autis kemudian menambah layanan yang diberikan agar kebutuhan orang tua dan anak dengan autisme bisa terpenuhi. Sejak saat itu, Teman Autis mengajak beberapa klinik kesehatan dan membuat direktori yang dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi.
"Sebenarnya susah untuk cari informasi yang nyata. Jadi misalnya kita buka Google, nah kita enggak langsung ketemu jawaban yang membantu. Menjawab hal tersebut, Teman Autis mengumpulkan klinik-klinik, membuat direktori. Saat ini sudah lebih dari 100 klinik di seluruh Indonesia yang masuk ke direktori kita, sehingga orang tua bisa dimudahkan (dengan adanya informasi tersebut)," ucap Ratih.

Awalnya Digawangi 4 Orang

Pada awal diinisiasi, Teman Autis hanya digawangi oleh 4 orang. Ratih dan Alvinia pun tidak langsung membentuk Teman Autis saat ide untuk menyebarkan informasi terkait autisme itu tercetus. Pada Juli 2017, keduanya pun mengajak beberapa teman untuk menggelar Light It Up Project.
Light It Up Project mengajak orang tua serta anak-anak penyandang autisme untuk membuat langkah kecil di car free day Sudirman. Mereka membagikan brosur berisi informasi terkait autisme kepada masyarakat.
Teman Autis juga mengajak beberapa klinik kesehatan dan membuat direktori yang dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Foto: dok. SATU Indonesia Awards
Setahun setelahnya, Ratih dan Alvinia mengadakan Light It Up Gathering dengan inti acara yang sama. Siapa sangka, gelaran tersebut menarik minat masyarakat umum untuk ikut berdiskusi dan berkontribusi mendobrak stigma autisme.
Sejak saat itu, dibentuklah Teman Autis yang menjadi wadah agar masyarakat dapat saling bertukar informasi seputar autisme. Ratih percaya, semakin banyak orang yang sadar bahwa autisme bukan sebuah kekurangan, semakin luas ruang yang diberikan untuk anak-anak autisme dalam mengembangkan potensi dirinya.
"Anak dengan autisme mungkin kurang berkembang secara akademis seperti yang diharapkan, tapi dia pasti punya nilai-nilai lain yang bisa dieksplorasi oleh orang tuanya," sahut Ratih.

Dapat Apresiasi SATU Indonesia Awards 2022

Perjuangan Ratih, Alvinia, dan relawan Teman Autis pun membuahkan hasil. Pada 2022, komunitas ini mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards Bidang Kategori Kelompok. Semangat Teman Autis yang telah berkontribusi positif untuk masyarakat sekitarnya untuk hari ini dan masa depan Indonesia, sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Tanah Air.
Perjuangan Teman Autis tidak boleh berhenti sampai di sini. Setelah tahun lalu terdapat 13.459 orang yang mendaftar, PT Astra International Tbk kembali mempersembahkan 14th Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2023. Acara yang telah digelar sejak 2010 ini mengajak para pemuda Indonesia untuk menjadi kebanggaan bangsa melalui inovasi dan karya.
Pada tahun ini, apresiasi Astra akan diberikan kepada para anak bangsa atas setiap perjuangan mereka di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Periode pendaftaran dibuka hingga 6 Agustus 2023. Untuk informasi lebih lanjut, silakan klik di sini.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten