Teman Satu Pesawat Klarifikasi Cekcok Mumtaz Rais dan Wakil Ketua KPK soal HP

14 Agustus 2020 11:19 WIB
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto: Reuters/Darren Whiteside
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto: Reuters/Darren Whiteside
ADVERTISEMENT
Putra Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, terlibat keributan di pesawat Garuda Indonesia GA 643 Rute Gorontalo-Makassar-Jakarta pada Rabu (12/3) kemarin. Mumtaz tak terima ditegur karena menelepon saat pesawat sudah boarding.
ADVERTISEMENT
Insiden itu membuat Mumtaz dilaporkan ke polisi oleh Wakil Ketua KPK, Nawawi Pomolango, yang berada di seat berdekatan dengan Mumtaz dan sempat mengingatkan soal HP yang disampaikan kru kabin.
Merespons itu, teman satu pesawat Mumtaz, bernama Irvan Herman menjelaskan duduk masalahnya. Dia mengakui ada keributan gara-gara HP yang dipakai Mumtaz, namun sudah selesai dan dimaafkan saat itu juga.
"Pada saat itu Pangeran Saleh (politikus PAN di pesawat) selaku pimpinan rombongan sudah meminta maaf kepada kru Garuda (Purser) Bapak Djoko dan Pramugari Ica, serta kepada Bapak Nawawi Pamolango. Dan secara lisan pihak Garuda menyampaikan persoalan itu selesai. Kami pun menganggap sudah dimaafkan dan persoalan ini selesai," ucap Irvan dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (14/8).
Wasekjen PAN, Irvan Herman. Foto: Dok. PAN
Dia heran karena ternyata masalah berlanjut hingga Nawawi melaporkan Mumtaz ke Polres Bandara. Berikut penjelasan Irvan yang satu pesawat dengan Mumtaz:
ADVERTISEMENT
Terkait pemberitaan Perihal Insiden Keributan di Pesawat GA 643 GTO-UPG-CGK (Gorontalo - Makasar -Jakarta) antara Saudara Muntaz Rais dengan Bapak Nawawi Pamolango yang juga Pimpinan KPK RI dengan ini saya (dr. Irvan Herman Wasekjen PAN) yang ikut dalam rombongan pesawat dan duduknya pada seat 3. perlu menjelaskan beberapa hal terkait insiden tersebut :
1. Penggunaan HP yang dilakukan oleh Saudaraku Muntaz Rais itu pada saat pesawat berhenti di Bandara Unjung Pandang Makasar untuk transit, pesawat dalam keadaan kosong kecuali penumpang transit, bukan saat boarding.
2. Pada saat saudaraku Muntaz Rais menggunakan HP dan diminta untuk dimatikan oleh crew pesawat (pramugari) memang terjadi perdebatan termasuk perdebatan dengan Bapak Nawawi Pamolango. Namun masalah ini sudah bisa diselesaikan secara baik pada saat itu juga oleh pimpinan rombongan Bapak Pangeran Khairul Saleh yang duduknya di pesawat dekat dengan Mumtaz Rais dan Pak Nawawi Pamolango.
ADVERTISEMENT
3. Pada saat itu Pangeran selaku pimpinan rombongan sudah meminta maaf kepada Crew Garuda (Purser) Bapak Djoko dan Pramugari Ica serta kepada Bapak Nawawi Pamolango. Dan secara lisan pihak Garuda menyampaikan persoalan itu selesai. Kami pun menganggap sudah dimaafkan dan persoalan ini selesai.
4. Usai insiden tersebut antara Pak Pangeran dan Pak Nawawi juga sudah ngobrol santai terkait pekerjaan. Dan pada saat turun semua juga sudah cair dan damai suasananya. Makanya kita justru heran kalau ada pelaporan terkait insiden tersebut.
5. Kami justru sangat menyayangkan adanya perbedaan sikap antara crew di pesawat dengan Dirut Garuda di darat. Ada apa dengan Dirut Garuda yang justru sudah banyak komentar di media massa. Dirut Garuda seharusnya ikut menjaga kenyamanan penumpang bukan malah ikut memperkeruh suasana.
ADVERTISEMENT
Jakarta, 14 Agustus 2020
dr. Irvan Herman (Wasekjen PAN)