Tempe Bisa Melawan Diabetes

11 Juli 2022 8:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tempe. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tempe. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Tempe ternyata bisa melawan diabetes. Penelitian ahli IPB membuktikannya. Bagaimana prosesnya?
ADVERTISEMENT
Dalam siaran pers IPB University, Senin (11/7), Prof Made Astawan, Dosen IPB University dari Fakultas Teknologi Pertanian mendiseminasikan penelitian soal tempe.
Prof Made memaparkan penelitiannya dalam kegiatan Tempe Science Talks yang digelar oleh Osaka University bekerja sama dengan Indonesia Tempe Movements, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan IPB University, beberapa waktu lalu.
Menurut Prof Made, beberapa penelitian yang telah ia lakukan di IPB University terkait kedelai dan tempe, salah satunya aktivitas pada tempe yakni aktivitas hipoglikemik yang memiliki efek positif terhadap peningkatan kesehatan, terutama dalam pengendalian dan pencegahan penyakit diabetes melitus (DM).
Prof Made mengambil sampel tempe dari Rumah Tempe Indonesia. Tempe produksi ini sudah mendapatkan berbagai sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI), Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM), hingga sertifikasi halal.
ADVERTISEMENT
Adapun eksperimen ini menggunakan tikus yang menderita diabetes sebagai hewan coba.
Dari penelitian tersebut, lanjut Prof Made, aktivitas hipoglikemik pada tempe kedelai berkecambah (GST) dan tidak berkecambah (NST), kandungan protein pada kedua jenis tempe ini lebih tinggi dibandingkan kedelai murni.
Ilustrasi tempe semangit Foto: dok.shutterstock
Peningkatan kandungan protein ini disebabkan oleh proses germinasi dan fermentasi.
Berdasarkan perbedaan komposisi kimianya, lanjut Prof Made, kandungan protein dan serat kasar lebih tinggi pada tempe GST, akibat proses germinasi.
Sedangkan pada NST, memiliki kandungan fenilalanin dan leusin lebih tinggi daripada GST. Tapi tidak ada perbedaan nyata yang ditemukan pada kandungan insulitropic Amino Acid pada keduanya.
“Insulitropik amino acid ini memiliki aktivitas antioksidan tinggi yang dapat memicu sel beta pada pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak. Hal ini baik bagi penderita diabetes,” jelas Prof Made.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, aktivitas antidiabetes oleh antioksidan ini dapat melindungi sel beta pankreas dari paparan radikal bebas dan menghambat penyerapan glukosa.
Aksi lainnya adalah dengan menghambat inhibiting alfa amilase and alfa glukosidase yang dapat menghambat pencernaan pati. Hasilnya, terjadi penurunan kadar gula darah.
“Diabetes juga dapat menyebabkan efek penurunan berat badan karena penurunan produksi insulin. Penurunan produksi insulin menyebabkan glukosa tidak bisa diolah menjadi energi. Berdasarkan penelitian tersebut, tempe dapat mengatasi efek negatif tersebut pada tikus penderita diabetes,” ujarnya.
Dia mengatakan, tingginya kandungan isoflavon pada tempe juga dapat menghambat dan menetralkan radikal bebas.
Aktivitas hipoglikemik pada tempe tradisional semangit dan bosok juga memberikan hasil yang menarik pada tikus penderita diabetes. Tempe ini memiliki prospektif bagus untuk menekan kadar gula darah tanpa mengkonsumsi obat antidiabetes.
ADVERTISEMENT
“Artinya, diet pada penderita diabetes dengan mengkonsumsi tempe sangatlah baik dan disarankan. Peningkatan fungsi sel beta pankreas dapat ditingkatkan dengan produksi insulin dan penyerapan glukosa dalam sel dan kadar gula darah rendah. Hal ini dapat diupayakan dengan mengkonsumsi tempe tradisional maupun olahannya,” tandasnya.