Temuan Komnas HAM via CCTV soal Tragedi Berdarah di Rumah Irjen Ferdy Sambo

5 Agustus 2022 15:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik di Komnas HAM Jakarta, Rabu (27/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik di Komnas HAM Jakarta, Rabu (27/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terkait meninggalnya Brigadir Yosua di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
ADVERTISEMENT
Dalam proses itu Komnas HAM telah memeriksa sejumlah ADC atau ajudan, asisten rumah tangga dan rekaman CCTV.
Dari sejumlah keterangan dan bukti itu, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menerangkan bagaimana peristiwa yang terjadi sebelum Brigadir Yosua tewas.
Taufan menjelaskan Irjen Ferdy Sambo tidak berangkat bersama dengan istrinya, Putri Candrawathi, dari Magelang ke Jakarta. Sambo pulang ke Jakarta menggunakan pesawat. Ia hanya didampingi satu ajudan bernama Deden.
"Dia (Irjen Ferdy Sambo) naik pesawat, karena dia sebetulnya sedang bertugas di Semarang, hanya pulang ke Magelang karena tanggal 4 (Juli) ikut mengantar anaknya ke Sekolah Taruna Nusantara, kemudian tanggal 6-7 (Juli) pagi itu, karena tadi ada acara anniversary, nah, sebelumnya juga dikatakan naik pesawat tanggal 8 (Juli), tapi akhirnya data terbaru yang akurat dengan bukti-bukti yang kami dapatkan, tiket, dan macam-macam itu, kami mendapatkan kepastian bahwa dia tanggal 7 (Juli) pagi (naik) pesawat jam 7 dengan satu ajudannya, Deden itu, berangkat dari Jogja ke Jakarta, ke Mabes katanya. Itu kita benar tidaknya, yang jelas dia ke Mabes," terang Taufan dalam diskusi, Jumat (5/8).
ADVERTISEMENT
Taufan menjelaskan Putri menghadiri anniversary di Magelang. Sejumlah ajudan Ferdy Sambo juga hadir di sana di antaranya Brigadir Yosua, Bharada E alias Richard Eliezer, Riki dan asisten rumah tangga Putri.
Rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo di JalanSaguling dijaga ketat dan hanya bisa dilihat dari kejauhan. Foto: kumparan
Setelah acara itu rombongan tersebut kembali ke Jakarta menggunakan mobil. Mereka langsung menuju rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo untuk swab test.
"Nah setengah 4 sampai, tapi sebelum itu ada Pak Sambo, masuk bersama ajudannya juga Deden tadi, didampingi satu orang petugas PCR, jadi kayanya mereka sudah menyiapkan petugas PCR karena rombongan Ibu mau datang," kata Taufan.
Sambo, kata Taufan, lebih dulu masuk ke rumah pribadi itu dan menuju ruang istirahatnya. Lalu selang 2 atau 4 menit kemudian rombongan Putri masuk ke rumah itu, termasuk Bharada E, Brigadir Yosua, asisten rumah tangga dan beberapa orang lainnya.
ADVERTISEMENT
Taufan menggambarkan aktivitas di rumah itu begitu sibuk. Bharada E dan Brigadir Yosua terlihat menurunkan barang dari mobil.
"Mereka beres-beres, ibu PC (Putri) PCR, jadi PCR di belakang rumah, di rumah pribadi," ujar Taufan.
"Setelah itu berurut ada ART, Yosua juga keliatan di situ, PCR, Bharada E atau Richard itu keliatan PCR. Setelah itu istirahat semua, krunya, ART, ADC dan lain-lain berada di depan rumah. Tapi tidak terlihat di CCTV, hanya keterangan mereka, ibu (Putri) masuk dalam kamar," tambah Taufan.
CCTV di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sabtu (23/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Setelah PCR, ajudan Irjen Ferdy Sambo berkumpul di depan rumah. Di sana mereka tertawa-tawa di saat itu Brigadir Yosua menerima telepon dari kekasihnya, Vera.
"Enggak sampai satu jam mereka istirahat, itu lah yang kami tahu bahwa memang benar mereka di depan rumah, karena keterangan mereka ADC-ADC itu klop dengan teleponnya Vera, telepon Vera kan bilang dia 16.31, jadi bukan 16.43, 16.31 bertelepon ke Yosua, dia mendengar waktu Yosua menjawab itu ada suara orang tertawa-tertawa, jadi Yosua itu lagi kumpul-kumpul dengan temannya, biasa kan, sambil menunggu bosnya ini berkemas ke rumah dinas," kata Taufan.
ADVERTISEMENT
"Setelah itu kira-kira jam 17.01 atau berapa, mereka naik ke mobil, kelihatan juga, menuju ke rumah dinas itu yang kita sebut sebagai TKP. Enggak berapa lama, berapa menit kemudian Pak Sambo keluar (rumah pribadi) juga menuju tempat lain, tetapi baru berapa menit dia berjalan, dalam CCTV itu berhenti, nah kemudian berbalik mobilnya itu, CCTV enggak bisa menjelaskan apa-apa, tapi hanya keterangan penyidik yang menyatakan bahwa katanya dia menuju rumah dinas itu karena ditelepon oleh istrinya ada kejadian itu, itu versi dia," tambah Taufan.
Sejumlah orang mengangkat peti jenazah almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat pembongkaran makam di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). Foto: Wahdi Septiawan/Antara Foto
Taufan menjelaskan setelah itu terlihat kembali di CCTV, Putri kembali ke rumah pribadinya. Ia didampingi oleh beberapa orang.
"Nampak wajahnya (Putri) seperti menangis, didampingi ada satu dua orang yang di belakangnya," kata Taufan.
ADVERTISEMENT
"Sampai di situ kemudian CCTV lainnya memperlihatkan mobil Provos hilir mudik, mobil patroli hilir mudik, yang dikatakan bahwa mereka ditelepon dan heboh lah ya ngurusin itu lalu ada keliatan mobil ambulans kurang lebih jam 7-an sampai direkam semua sampai di RS Bhayangkara," kata Taufan.
Rekaman CCTV itu didapat Komnas HAM dari Mabes Polri. Taufan menerangkan pihaknya akan kembali mengecek keaslian rekaman tersebut.
"Kalau videonya nampak, tapi kan validasinya masih harus dicek ulang, ahli kami sedang mencoba menelusuri, kita tidak menerima begitu saja yang dikasih oleh Mabes itu, kita punya ahli independen untuk meriksa, ada editing gak, ada manipulasi gak, itu diperiksa semua," pungkas Taufan.