Temui MPR, China Berdalih Nelayan Mereka ke Natuna karena Utara Dingin

24 Januari 2020 13:24 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan (kanan) bertemu dengan Dubes China untuk Indonesia Xiao Qian. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan (kanan) bertemu dengan Dubes China untuk Indonesia Xiao Qian. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menerima kunjungan Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian di Gedung DPR, Senayan, Jumat (24/1). Pertemuan itu untuk membahas permasalahan Natuna hingga virus orona.
ADVERTISEMENT
Syarief menyebut pemerintah China menghormati wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Untuk itu, China juga telah menandatangani United Nation Convention for the Law of the Sea1982 (UNCLOS) yang menyatakan Natuna merupakan bagian dari kedaulatan Indonesia.
"Kita bicarakan masalah Laut China Selatan tentang adanya perbedaan tentang nine dash line itu. Jadi beliau menjelaskan bahwa mereka sudah menandatangani UNCLOS dan sudah meratifikasi," kata Syarief.
Namun, Syarief menyebut sejumlah nelayan China sempat memasuki wilayah perairan Indonesia lantaran faktor cuaca. Mereka berdalih, nelayan China terkendala cuaca dingin saat menangkap ikan.
"Tetapi nelayan nelayan ini suka nyari ikan di tempat tersebut karena udara. Jadi mereka udara di bagian utara itu dingin sehingga mereka tidak bisa mencari ikan di situ. Jadi mereka berpindah sehingga kadang-kadang masuk ke daerah itu (Natuna)," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Fakta ini jelas bertentangan dengan kondisi di lapangan, nelayan-nelayan China mencuri ikan di Natuna dikawal kapal coast guard China.
KRI Teuku Umar-385 mengikuti sailing pass di Laut Natuna, Rabu (15/1). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Meski begitu, Waketum Demokrat itu mengatakan permasalahan Natuna tak akan menggangu hubungan diplomasi Indonesia dengan China. Ia menyebut seluruh permasalahan itu akan diselesaikan melalui jalur diplomasi.
Selain itu, Syarief menuturkan pemerintah China juga memastikan pihaknya menangani virus corona dengan mengisolasi sementara Kota Wuhan. Ia meminta masyarakat tak mengkhawatirkan penyebaran virus tersebut.
"Jadi ini kalau dikatakan daerah daerah lain itu aman hanya di Wuhan dilokalisir jadi tidak serius dan mereka sudah pengalaman menangani kasus kasus yang seperti ini jadi tidak ada kekhawatiran menyangkut masalah itu tetapi tetap dikontrol,"
Dalam pertemuan itu, kata dia, Qian juga menjelaskan isu kebebasan beragama di China, di tengah ramai kecaman internasional atas Uighur. China mengklaim menjamin kebebasan umat Islam.
ADVERTISEMENT
"Tentang politik di Cina tentang kebebasan beragama, kebebasan beragama di sana sangat dijamin jadi ada kurang lebih 24 juta rakyat China yang beragama Islam itu dijamin kebebasan untuk menjalankan agamanya," kata Syarif.