Temui Petani Tembakau di Temanggung, Ganjar Minta Tidak Demo ke Istana

26 Agustus 2020 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemui para petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Selasa (25/8). Foto: Dok. Pemprov Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemui para petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Selasa (25/8). Foto: Dok. Pemprov Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menemui para petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Selasa (25/8). Hai ini ia lakukan karena mendengar kabar terkait adanya rencana dari ratusan petani tembakau yang akan menggelar aksi demonstrasi di Istana Negara, Kamis (27/8) esok.
Ratusan petani itu berencana menuntut agar pemerintah segera memberlakukan peraturan pembatasan impor tembakau sekaligus meningkatkan pembelian tembakau nasional. Selain itu, mereka juga menuntut pemerintah agar tidak menaikkan cukai rokok karena sangat berdampak pada nasib petani tembakau.
Dalam pertemuan yang dilakukan di salah gudang tembakau di Temanggung, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Agus Parmuji, menyampaikan bahwa para petani tembakau Temanggung siap berangkat ke Jakarta untuk menggelar aksi demonstrasi. Rencananya, rombongan berjumlah sekitar 1200 orang itu akan berangkat hari Rabu (26/8) dan menggelar aksi pada Kamis keesokan harinya di Istana Negara.
"Memang sudah direncanakan sejak seminggu yang lalu, kami akan berangkat ke Jakarta untuk menggelar aksi demonstrasi. Tuntutan kami agar pemerintah melindungi petani dengan regulasi yang memihak petani nasional," kata Agus.
Menurutnya, selama ini regulasi pusat tidak memihak pada petani, khususnya petani tembakau. Terkait regulasi pembatasan impor tembakau, meski sudah dibuat aturannya, namun belum dilaksanakan sampai saat ini.
"Belum lagi kami mendengar akan adanya revisi terkait peraturan itu yang kami nilai semakin menyulitkan petani. Makanya kami sudah sepakat, berangkat ke Jakarta untuk aksi mengepung istana," imbuhnya.
Dengan ketidakpastian itu, para petani tembakau khawatir peristiwa tahun lalu terjadi lagi. Disaat petani sedang panen raya, pemerintah justru mengumumkan kenaikan cukai rokok.
"Pengalaman tahun kemarin, jangan sampai terulang tahun ini. Tahun lalu pas lagi panen, pemerintah menaikkan cukai rokok sehingga berdampak pada pembelian perusahaan terhadap tembakau petani. Kami tidak ingin peristiwa-peristiwa semacam itu terjadi lagi, dengan ketidakjelasan regulasi saat ini," tegasnya.
Namun rencana demonstrasi para petani tembakau itu akhirnya ‘digagalkan’ oleh Ganjar dengan meminta para petani tembakau agar tidak melakukan aksi demonstrasi ke Istana Negara. Bahkan di tengah perjalanan menuju ke lokasi, Ganjar sudah berkomunikasi dengan Menteri Pertanian terkait tuntutan petani itu.
"Wis manut karo aku (percaya sama saya), mengko aku sing ngurus (nanti saya yang akan urus). Panjenengan ora usah mangkat Jakarta, ora usah demo (semua tidak usah berangkat ke Jakarta, tidak usah demo). Nanti biar saya yang menyelesaikan. Setuju mboten (sepakat apa tidak)" kata Ganjar menenangkan.
"Saya coba bergerak lagi soal ini. Saya sudah coba WA (WhatsApp) Pak Mentan, tapi belum jawab, mungkin beliau sibuk. Tapi intinya, ora usah demo lah, bisa diomongkan. Sampean mending ning omah wae (semuanya lebih baik di rumah), nek aku ora iso ngrampungke, monggo budhal (kalau saya tidak bisa menyelesaikan, silahkan berangkat demo)," tegasnya.
Ganjar menerangkan, dirinya sengaja ke Temanggung untuk bertemu para petani yang berencana untuk demo itu. Ia meminta petani tidak demo dan membiarkan dirinya yang bekerja dengan menyampaikan tuntutan petani tembakau kepada pemerintah pusat.
"Saya bilang ojo demo, maka melalui teman-teman petani ini, saya mohon kepada pak Menteri Pertanian, ini teman-teman petani meminta agar pembatasan importasi tembakau segera dieksekusi. Ini sudah lama sekali, mereka menunggu cukup lama," terangnya.
Ia meminta pemerintah pusat lebih melindungi petani lokal dibanding impor dari luar negeri. Ia meminta agar keputusan pembatasan importasi itu bisa segera dilaksanakan.
"Apa iya, petani tembakau kita yang sudah menanam, harus kalah dengan tembakau impor? Apa iya, kita tidak bisa membantu petani? Mari kita membantu para petani yang sudah turun temurun menekuni bisnis ini, agar bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," pungkasnya.