Tenaga Ahli Utama KSP Bela Abdee Slank: Jangan Underestimate, Dia Sosok Visioner

30 Mei 2021 14:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abdee Negara  Foto: Giovanni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Abdee Negara Foto: Giovanni/kumparan
ADVERTISEMENT
Gitaris 'Slank' Abdee Negara Nurdin atau dikenal dengan Abdee Slank diangkat menjadi Komisaris PT Telkom oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Pengangkatan Abdee tersebut tentu menjadi pembicaraan banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Sebab, yang bersangkutan sejak lama menjadi relawan Presiden Jokowi. Sehingga, banyak yang mempertanyakan kemampuannya nanti saat mengemban jabatan tersebut.
Menanggapi hal itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ade Irfan Pulungan mengaku prihatin.
Dia juga menyayangkan adanya tuduhan dari sejumlah kalangan yang menilai pengangkatan rekannya tersebut hanya didasarkan peran sebagai mantan relawan Joko Widodo - Ma’ruf Amin.
Padahal, baginya Abdee sebagai seniman dan musisi merupakan sosok yang visioner dan pekerja keras khususnya dalam menghadapi era disrupsi digital di masa modern seperti ini saat ini.
"Jangan terlalu cepat underestimate pada sosok Abdee Slank. Ia merupakan sosok visioner dan kreatif yang memang sangat dibutuhkan. Visi dan ide kreatif Abdee ini sangat dibutuhkan oleh PT. Telkom Indonesia dalam menghadapi tantangan bisnis di masa modern dan era digital seperti saat ini," kata Irfan dalam keterangannya yang diterima kumparan, Minggu (30/5).
ADVERTISEMENT
Eks Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi-Ma'ruf ini menilai bahwa dalam menghadapi disrupsi teknologi dan digital, tidak hanya dibutuhkan ahli-ahli di bidang teknologi informasi (TI), namun juga diperlukan sosok yang bisa memanfaatkan kemajuan teknologi guna menghadirkan industri kreatif. Oleh karena itu dibutuhkan sosok seperti Abdee.
"Telkom bukan hanya perusahaan yang bergerak di bidang perangkat dan infrastruktur telekomunikasi, namun juga merambah di industri kreatif. Anak-anak perusahaan PT.Telkom misalnya ada yang bergerak di bidang konten seluler, e-commerce, dan lainnya," ujarnya.
Abdee 'Slank' Foto: Munady Widjaja
Di sisi lain, dia beranggapan bahwa Abdee merupakan sosok yang memiliki pemikiran out of the box yang sangat dibutuhkan Telkom. Apalagi, dalam mengembangkan bisnis di era digital ini.
"DIa bisa memberikan masukan yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh PT. Telkom," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Baginya, sudah banyak pengalaman bisnis yang dilakukan oleh Abdee. Termasuk dalam industri musik dan digital teknologi.
Tak hanya itu saja, pengalaman Abdee juga ada di bidang sosial dan lingkungan. Seperti menjadi Tim Pakar Ditjen HKI Kemenkumham untuk pembuatan UU Hak Cipta & pembentukan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) di tahun 2013 hingga menjadi Anggota Badan Pengawas Pengelolaan Sampah Nasional, Kementerian LHK, di tahun 2016.
"Maka seharusnya penilaian masyarakat kepada Abdee Slank harus lah secara objektif," ujarnya.
Dia lantas meminta masyarakat untuk tidak terjebak pada dikotomi pendukung Jokowi atau Prabowo lagi. Karena hal tersebut sudah menjadi masa lalu. Baginya, saat ini masyarakat harus bersatu untuk membangun bangsa dan negara, serta semua SDM yang berprestasi, berdedikasi, semangat tinggi dan perlu berkontribusi bagi negara.
ADVERTISEMENT
"Jangan lagi kita kembali ke masa rivalitas Pilpres 2019 di mana ada dikotomi Jokowi-Prabowo. Tidak ada lagi pendukung Jokowi dan Prabowo, sebab saat ini semua anak bangsa harus mendukung NKRI untuk kemajuan Indonesia," katanya.
"Berikan keleluasaan kepada pemerintahan dan Pak Jokowi untuk memilih talenta-talenta yang terbaik agar dapat membantu beliau membangun bangsa ini, termasuk membantu mengembangkan BUMN seperti dalam penunjukan Abdee Slank sebagai Komisaris PT. Telkom Indonesia Tbk," tambahnya.
Lebih lanjut, dia meyakini bahwa Abdee mempunyai kemampuan untuk mengelola perusahaan dan mengelola bisnis hingga mengawasi manajemen yang ada di PT. Telkom.
Irfan tak ingin ada lagi masyarakat yang melihat kemampuan seseorang dari kasat mata yang dangkal. Apalagi, seseorang yang tidak memiliki gelar pendidikan, dan menyimpulkan orang tersebut tidak mampu untuk mendapatkan kesempatan berkiprah di jajaran BUMN.
ADVERTISEMENT
"Marilah kita semua berpikir secara objektif, jernih dan rasional untuk kemajuan NKRI. Setiap manusia yang dilahirkan tentunya memiliki potensi dan kualitas berbeda serta talenta yang bisa dikembangkan sesuai dengan kemampuan masing-masing,"pungkasnya.