Tenaga Medis RI Divaksin Corona di Tempat Kerja, Tak Dikumpulkan di Suatu Lokasi

19 Oktober 2020 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan memberikan pengarahan dan evaluasi kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8).  Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan memberikan pengarahan dan evaluasi kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Tenaga medis menjadi prioritas dalam program vaksinasi demi menekan angka penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
Dirjen l Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Achmad Yurianto, mengatakan tenaga medis rencananya mendapatkan vaksinasi corona pada akhir November.
Yuri menyatakan, para tenaga medis disuntik vaksin dari tempat mereka bekerja masing-masing.
"Kita berharap akhir November penyuntikan. Tenaga kesehatan disuntik di kantornya dia, di Puskesmas, di rumah sakitnya, tempat dia bekerja. Enggak perlu dikumpulkan di satu tempat atau lainnya," kata Yuri dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (19/10).
Yuri menyatakan tenaga kesehatan yang mendapat prioritas vaksinasi termasuk yang bekerja di laboratorium hingga petugas yang melakukan tracing di masyarakat.
Achmad Yurianto. Foto: Dok. BNPB
"Tenaga kesehatan yang pertama kali adalah yang pertama tenaga kesehatan berada di RS rujukan yang melayani pasien COVID. Kemudian kedua petugas kesehatan di laboratorium rujukan tempat pemeriksaan spesimen ini yang bahaya karena berhadapan dengan virusnya bukan dengan pasiennya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Kemudian berikutnya tenaga kesehatan yang melaksanakan kontak tracing untuk mencari kasus kasus yang baru. Ini adalah kelompok berisiko sangat terhadap kemungkinan paparan dan menjadi sakit," tambahnya.
Selain itu, kata Yuri, ada kelompok di luar tenaga kesehatan yang mendapat prioritas seperti petugas di lapangan yang melaksanakan pelayanan publik. Termasuk petugas yang menegakkan operasi yustisi kepatuhan protokol kesehatan.
Seorang pekerja bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS"Mereka memiliki risiko yang besar di antaranya teman teman kita Satpol PP, kemudian dari Polri, TNIm yang bersama-sama menegakan operasi yustisi ini jadi prioritas," ucapnya.
"Kemudian yang lain pegawai memberikan layanan pengguna jasa bandara, stasiun, pelabuhan itu adalah kelompok di depan termasuk beberapa profesi lain yang berisiko menghadapi kasus COVID-19," ucapnya.
Yuri pun berharap rencana vaksinasi corona berjalan lancar sesuai target. Termasuk mengenai aspek keamanan dan kehalalan vaksin.
"Kita berharap semuanya oke. Ketersediaan barang, ada komitmen produsen, tinggal menunggu aspek keamanan yang dikeluarkan BPOM dan sertifikat kehalalan dari MUI," pungkasnya.
ADVERTISEMENT