dr Terawan Agus Putranto, Istana Negara

Terawan, Ahli ‘Cuci Otak’ yang Sempat Dipecat IDI, Kini Jadi Menkes

23 Oktober 2019 11:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala RSPAD dr Terawan Agus Putranto tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.  Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Kepala RSPAD dr Terawan Agus Putranto tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Dokter Terawan Agus Putranto merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah mengantongi gelar dokter, pria kelahiran 5 Agustus 1964 ini langsung mengabdi di TNI Angkatan Darat.
ADVERTISEMENT
Ia lalu memperdalam ilmunya dengan mengambil spesialis Radiologi di Universitas Airlangga, Surabaya. Terawan kemudian melanjutkan program doktoral di Universitas Hasanuddin, Makassar, dan lulus pada 2013.
Namun, nama Terawan tenar saat menemukan metode cuci otak atau brain flushing untuk menyembuhkan penderita stroke. Metode tersebut ia kembangkan sejak tahun 1990-an.
Kepala RSPAD dr Terawan Agus Putranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Berdasarkan pengalamannya, pasien stroke bisa sembuh 4-5 jam pasca-operasi. Metode pengobatan itu bahkan diterapkan di Jerman dengan nama paten ‘Terawan Theory’.
Berkat inovasinya itu, Terawan menggondol berbagai penghargaan. Mulai dari Bintang Mahaputra Naraya, penghargaan Achmad Bakrie XV, hingga memecahkan rekor MURI sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program digital substraction angiography terbanyak.
Namun, berkat inovasi ini pula, Terawan sempat diberhentikan sementara dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan dilarang membuka praktik kedokteran. Pasalnya, metode ‘Terawan Theory’ dianggap belum ada studi ilmiahnya.
ADVERTISEMENT
Surat pemecatan itu langsung mendapatkan kecaman, tak hanya masyarakat tetapi juga tokoh-tokoh besar seperti Aburizal Bakrie dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Apalagi, Terawan juga pernah menjadi bagian dari tim dokter kepresidenan pada 2009 lalu.
Terawan juga dipanggil ke Singapura untuk memimpin pengobatan istri SBY, Ani Yudhoyono, yang terkena kanker darah ganas. Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo pada 2018 lalu juga meminta Terawan untuk memberikan penanganan terbaik bagi Nyak Sandang, satu-satunya penyumbang pesawat pertama Indonesia, RI-001 Seulawah, yang masih hidup.
Berkat sepak terjangnya di bidang kedokteran, Terawan diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto pada 2015 lalu. Ia baru melepaskan jabatannya setelah diminta Jokowi menjadi Menteri Kesehatan pada 2019.
Infografik Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten