Terawan Diprediksi Jadi Menteri yang Paling Pertama Diganti Jika Ada Reshuffle

4 Juli 2020 16:16 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya saat melaporkan sejumlah akun dan pembuatan chat palsu di Bareskrim Polri. Foto: Raga Imam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya saat melaporkan sejumlah akun dan pembuatan chat palsu di Bareskrim Polri. Foto: Raga Imam/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemarahan Presiden Jokowi terhadap kinerja para menteri di masa pandemi menguatkan sinyal reshuffle kabinet. Pengamat politik dari Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, memprediksi Menkes Terawan Agus Putranto sebagai menteri yang paling pertama diganti jika ada reshuffle.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya menilai semua menteri, saya melakukan pelanggaran yang disebut eknokratik. Seharusnya yang berbicara ya pakar dalam ahli masing-masing bidang. Tapi sebagai warga dan ketakutan saya (yang akan di-reshuffle) Terawan. Sikap Terawan diawal pandemic dan membaca hasil angka postif itu jelek. Itu sebagai warga negara," kata Yunarto dalam diskusi daring, Sabtu (4/7).
Tetapi, untuk mengganti Terawan, Jokowi perlu pertimbangan teknokratis. Artinya, ia harus benar-benar memilih pakar pada sebuah bidang.
Ia menilai nama usulan dari partai tidak pas, karena logika mereka tidak teknokratis.
"Saya sepakat oligarki memang menjadi problem yang sangat bermasalah ketika nama-nama yang diberikan oleh partai itu tidak spesialis, karena logika mereka tidak teknokratis," kata Yunarto.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
Siapa pun nama menteri yang akan diusulkan, harus disaring melalui filter keahlian atau filter teknokratis. Ia juga merasa presiden perlu membatasi nama yang harus diseleksi dari filter teknokratis tersebut.
ADVERTISEMENT
"Filternya harus teknokratik dong. Itu yang harus kita push dari presiden siapa pun dia. Sehingga kemudian politik dagang enggak buruk buruk amat secara kualitatif," tutup Yunarto.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.