Terawan Masih Tunggu Data WN Jepang Diduga Positif Corona Sepulang dari RI

24 Februari 2020 12:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes Terawan di Kemenkopolhukam, Jumat (20/12). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Terawan di Kemenkopolhukam, Jumat (20/12). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto angkat bicara terkait kabar Warga Negara Jepang yang terjangkit virus corona usai berkunjung ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Terawan menjelaskan saat ini pihaknya masih menunggu data dari pemerintah Jepang terkait dugaan tersebut. Menurutnya, pemerintah Jepang yang bisa membuktikan dugaan tersebut. Sebab, sejauh ini di Indonesia belum ada kasus corona.
"Terus kami tadi pertanyaan soal Jepang, oke, dilihat saja, saya masih menunggu data dari mereka karena itu data epidemiologi di mana saja, apa benar dia sudah ke sini, di mananya, di sana diperiksa setelah berapa hari, terus sakitnya apa. Itu harus detail," kata Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2).
Menteri Kesehatan, Terawan saat rapat kerja dengan komisi IX DPR RI, Senin (3/2). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Sampai saat ini, Terawan menegaskan pemerintah Indonesia terus berhati-hati dalam menyikapi penyebaran virus corona.
"Kalau hanya berita pernah kan di Malaysia juga pernah gitu, Korea juga gitu. Jadi kita harus terus hati-hati dalam menyikapinya karena data itu penting. Saya sebagai Menkes sangat berpatokan dengan data," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Seorang warga Jepang terinfeksi virus corona setelah berkunjung ke Indonesia pada 15 Februari 2020. Pria berusia 60 tahun tersebut merupakan pegawai pusat kesehatan panti jompo di Tokyo.
Ilustrasi tabung reaksi menunjukkan positif virus Corona. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Menurut laporan NHK, pria itu sempat mengeluhkan gejala demam dan flu pada 12 Februari, lalu berobat ke pusat medis Jepang. Pada 13 Februari, dia diizinkan pulang dan menghabiskan waktu di rumah hingga 14 Februari.
Pada 15 Februari, pria itu pergi bersama keluarganya mengunjungi Indonesia. Namun, setelah kembali ke Jepang pada 19 Februari, ia langsung dirawat di RS karena mengalami dispnea atau kesulitan bernapas, dan kini dalam kondisi serius.
Pemerintah Tokyo kini sedang menyelidiki seluruh kemungkinan lokasi penularan, kontak dekat, termasuk orang-orang yang ada di panti jompo tempat pria itu bekerja.
ADVERTISEMENT