Terjadi 3 Kali Awan Panas di Gunung Merapi, Status Tetap Waspada

30 Januari 2019 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Bukit Klangon, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (15/1/2019) dini hari.  (Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Bukit Klangon, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (15/1/2019) dini hari. (Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi tiga kali guguran awan panas di Gunung Merapi pada Selasa (29/1) malam. Awan panas tersebut menyebabkan hujan abu tipis di sejumlah kecamatan di Kabupaten Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan analisis visual kejadian dan deposit, guguran yang tadi malam terjadi tanggal 29 Januari pukul 20.17 WIB, 20.53 WIB, dan 21.41 WIB kami simpulkan bahwa kejadian tersebut merupakan awan panas guguran,” ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, saat jumpa pers di kantor BPPTKG Yogyakarta, Rabu (30/1).
Dari data visual yang dilakukan pihak BPPTKG dapat disimpulkan bekas abu putih merupakan ciri khas awan panas. Hanik mengatakan, awan panas yang terjadi pada pukul 20.17 WIB memiliki jarak luncur 1.400 meter dengan durasi 141 detik. Sementara awan panas pada pukul 20.53 WIB memiliki jarak luncur 1.350 meter dengan durasi 135 detik.
“Yang ketiga pukul 21.41 WIB jarak luncur 1.100 meter dan durasi 111 detik. Awan panas guguran tersebut menuju ke Kali Gendol,” katanya.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida (kanan) saat jumpa pers di kantornya, Rabu (30/1). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida (kanan) saat jumpa pers di kantornya, Rabu (30/1). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Menurut Hanik, penyebab awan panas karena keluarnya magma dari dalam Gunung Merapi. Usai mengeluarkan awan panas, Gunung Merapi juga mengeluarkan guguran lava pijar disertai gas. Awan panas ini murni faktor internal dari Gunung Agung dan tidak ada hubungannya dengan cuaca.
ADVERTISEMENT
“Jadi ini tidak ada hubungan dengan cuaca tapi ini faktor internal ada suplai magma dari dalam,” katanya.
Erupsi Gunung Merapi (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Merapi (Foto: Istimewa)
Sementara hujan abu yang mengarah ke Boyolali dan Klaten karena pengaruh angin yang bertiup ke arah timur.
“Untuk abu tergantung arah angin distribusinya ke mana tergantung arah angin. Kalau angin kencang akan terdistribusi cepat,” ujarnya.
Meski demikian, sampai saat ini status Gunung Merapi masih beada di Level II atau Waspada. BPPTKG belum menaikan status gunung tersebut lantaran jarak luncur awan panas relatif pendek. Masyarakat pun diminta untuk tenang dan menghindari radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.