Terpilih Jadi Presiden, Anak Diktator Bawa Filipina Lebih Dekat dengan China

18 Mei 2022 18:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. berbicara kepada para pendukungnya selama kampanye terakhirnya sebelum pemilihan di Paranaque, Metro Manila, Filipina, Sabtu (7/5/2022). Foto: Ezra Acayan/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. berbicara kepada para pendukungnya selama kampanye terakhirnya sebelum pemilihan di Paranaque, Metro Manila, Filipina, Sabtu (7/5/2022). Foto: Ezra Acayan/Getty Images
ADVERTISEMENT
Presiden terpilih Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Rabu (18/5/2022) mengatakan, hubungan negaranya dengan China akan berkembang dan berlanjut ke tingkat yang lebih serius di bawah pemerintahannya.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Bongbong itu mengungkap sinyal hijau dari China. Dia mengatakan, Beijing meyakinkannya akan memberikan dukungan terhadap kebijakan luar negeri Filipina yang independen.
Bongbong mengadakan pembicaraan substansial melalui sambungan telepon dengan Presiden China, Xi Jinping, pada Rabu (18/5/2022). Keduanya lalu setuju akan mengadakan diskusi lanjutan yang lebih komprehensif.
Presiden Tiongkok Xi Jinping bertepuk tangan saat upacara pembukaan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) di Aula Besar Rakyat di Beijing pada Jumat (4/3/2022). Foto: Matthew Walsh/AFP
Kedutaan Besar China di Manila melaporkan, percakapan telepon antara Marcos Jr dan Xi berfokus pada hubungan bilateral dan pembangunan regional.
Xi juga disebut mengakui peran mendiang ayah Marcos Jr dalam membuka hubungan diplomatik antara kedua negara. Marcos Jr adalah putra dari mantan diktator Filipina yang terkenal kejam Ferdinand Marcos Sr.
"Jalan ke depan adalah untuk memperluas hubungan kita tidak hanya diplomatik, tidak hanya perdagangan, tetapi juga dalam budaya, bahkan dalam pendidikan, bahkan dalam pengetahuan, bahkan dalam kesehatan untuk mengatasi perselisihan kecil apa pun yang kita miliki saat ini," kata Marcos dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Foto: REUTERS/Eloisa Lopez
"Saya mengatakan kepadanya [Xi], kita tidak boleh membiarkan konflik atau kesulitan apa yang kita miliki sekarang antara kedua negara kita menjadi signifikan dalam sejarah," sambung dia.
Filipina dan China memiliki hubungan yang sulit dalam beberapa tahun terakhir. Kerenggangan itu terjadi akibat klaim teritorial China.
Hubungan kembali diperburuk oleh tindakan penjaga pantai dan armada penangkapan ikan Beijing di Laut China Selatan. Tindakan itu setidaknya telah menciptakan kerugian perdagangan tahunan hingga USD 3,4 triliun (setara Rp 49,9 kuadriliun).
Para analis memperkirakan, Marcos Jr sedang mencari hubungan yang lebih kuat dengan China.
Langkah itu guna melanjutkan kebijakan pemulihan hubungan Presiden Rodrigo Duterte. Marcos Jr juga berupaya mempertahankan hubungan dekat dengan sekutu pertahanan dan bekas kekuatan kolonial, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Penulis: Sekar Ayu.