Tertunda 10 Tahun, Ganjar Mulai Pembangunan Wisata Jateng Valley di Masa Pandemi
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, obyek wisata Jateng Valley ini digadang-gadang menjadi wisata terbesar kelima di dunia dan terbesar se-Asia Tenggara dengan luas lahan mencapai 370 hektare.
Ganjar mengakui banyak kendala yang ditemui sehingga proses pembangunan Jateng Valley membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan sejak dirinya belum menjadi gubernur.
“Kendalanya macam-macam. Ada administrasi, soal paradigma dan lainnya. Mungkin ya saat itu kalau orang mau investasi dipersulit. Mungkin ya, makanya saya tadi sampaikan bahwa saya sepertinya terlahir untuk jadi buldozer untuk membereskan masalah-masalah seperti ini, dan jadilah seperti hari ini,” kata Ganjar, Sabtu (15/8).
Ganjar meyakini pembangunan Jateng Valley akan memberikan dampak bagi masyarakat Jawa Tengah . Dengan adanya destinasi wisata baru itu, maka wisatawan akan banyak berdatangan dan ekonomi bergeliat.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Ganjar mewanti-wanti pengelola Jateng Valley agar tetap berorientasi pada lingkungan dalam pembangunannya. Sebab, lokasi hutan Penggaron yang masih asri harus tetap terjaga.
"Karena ini tempat wisata yang mau dibuat di hutan, saya harapkan orientasi lingkungan tetap nomor satu. Saya minta detail itu diperhatikan, termasuk energinya menggunakan green energy. Agar orang datang ke sini selain mendapat hiburan juga mendapat pelajaran tentang eco friendly. Tempatnya enak, nyaman, hutannya masih terjaga dan semua yang datang sadar pentingnya menjaga lingkungan," tegasnya.
Sementara itu Direktur PT Taman Wisata Jateng, Priyo Handoko, mengungkapkan proyek tersebut telah digagas sejak tahun 2010. Namun terkendala rumitnya birokrasi.
“Proyek ini sebenarnya sudah digagas sejak 2010 lalu. Tapi karena begitu rumitnya birokrasi saat itu, akhirnya proyek molor dan baru terealisasi tahun ini,” kata Priyo, Sabtu (15/8).
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, gagasan proyek tersebut juga mengalami perubahan. Sehingga nilai pembangunannya pun ikut membengkak dari yang semula hanya Rp 2 Triliun. Selain itu, pembangunan akan dilakukan secara multiyears.
“Nantinya di sini akan dibangun destinasi wisata yang lengkap, seperti resort, hotel, taman bermain, taman edukasi, mice, outbond, science centre, dan banyak lagi destinasi lain. Intinya tidak hanya menawarkan hiburan, tapi juga edukasi,” jelasnya.
“Dengan luas yang hampir 400 hektare, ini akan menjadi obyek wisata terbesar se-Asia Tenggara,” pungkasnya.