Tes Swab di Unsyiah Aceh Hanya Tersisa untuk 3.000 Sampel

4 Agustus 2020 17:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat pengujian tes COVID-19 di kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Foto: Dok. Humas Unsyiah
zoom-in-whitePerbesar
Tempat pengujian tes COVID-19 di kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Foto: Dok. Humas Unsyiah
ADVERTISEMENT
Laboratorium Infeksi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, saat ini masih mampu memeriksa swab COVID-19 berbasis real time polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk 3.000 sampel. Namun, jumlah pemeriksaan itu diprediksi hanya dapat berjalan selama satu bulan lagi.
ADVERTISEMENT
Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal, menyebutkan, pernyataan ini dikeluarkannya menanggapi terancam berhentinya Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Aceh untuk memeriksa sampel COVID-19 akibat habisnya bahan pendukung kesehatan.
“Stok bahan habis pakai yang ada di lab Unsyiah saat ini tersisa 3.000 lagi. Kita prediksikan masih bisa digunakan untuk satu bulan jika dalam kondisi normal,” ujar Samsul dalam keterangannya, Selasa (4/8).
Tes Swab di Aceh Meningkat Usai Idul Adha
Melihat penyebaran virus corona yang kini semakin meluas di Aceh dan meningkatnya jumlah positif, menurut Samsul, jumlah 3.000 sampel itu tergolong sedikit. Sebab, setiap harinya laboratorium infeksi Unsyiah memeriksa sekitar 50-200 sampel.
“Jumlah pemeriksaan swab semakin meningkat usai libur Idul Adha,” katanya.
ADVERTISEMENT
Mengantisipasi hal terburuk, Unsyiah telah memesan kembali bahan pemeriksaan yang dibutuhkan ke beberapa penyuplai. Namun, nyatanya kebutuhan yang diinginkan Unsyiah tidak sepenuhnya mampu dipenuhi oleh penyuplai.
Kata Samsul, hal ini dikarenakan banyak laboratorium dan provinsi lain di Indonesia yang juga membutuhkannya. Terlebih lagi saat ini di beberapa lokasi Indonesia, kasus penyebaran COVID-19 semakin meluas.
Tempat pengujian tes COVID-19 di kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Foto: Dok. Humas Unsyiah
Namun demikian, Samsul menuturkan, Unsyiah akan berupaya semaksimal mungkin untuk terus membantu masyarakat dan pemerintah dalam memerangi COVID-19.
“Kondisi sulit ini bukan menjadi penghalang untuk terus menggerakkan operasional laboratorium infeksi yang telah didirikan sejak awal Mei lalu,” ungkapnya.
Samsul berharap semua dapat bersinergi memberikan dukungan agar laboratorium Unsyiah dapat terus berjalan. Karena, selama ini pendanaan operasional laboratorium tersebut hanya berasal dari dana Unsyiah dan kerja sama.
ADVERTISEMENT
Jumlah dana ini, menurut Samsul, belum mampu sepenuhnya menutupi kebutuhan operasional laboratorium infeksi Unsyiah yang membutuhkan dana besar.
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Prof Samsul Rizal. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
“Secara institusi kita tidak memiliki banyak dana untuk menjalankan laboratorium ini. Kami mohon dukungan semua pihak untuk men-support, sehingga kami dapat membantu masyarakat dan meringankan beban pemerintah memerangi COVID-19,” imbuhnya.
Samsul mengajak masyarakat untuk menyikapi secara bijak kondisi sulit yang dialami laboratorium Unsyiah dan Balitbangkes Aceh. Sebelum kondisi semakin memburuk, masyarakat diharapkan selalu menerapkan protokol kesehatan di kehidupan sehari-hari.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona