Testing Harian COVID-19 di DIY Hanya 4-5 Ribu, Jauh dari Target Pusat

5 Juli 2021 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa hasil spesimen usai melakukan tes Antigen COVID-19 kepada santri di Pendopo Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (22/5/2021) Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa hasil spesimen usai melakukan tes Antigen COVID-19 kepada santri di Pendopo Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (22/5/2021) Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus menggencarkan testing COVID-19 selama masa PPKM darurat mulai 3 hingga 20 Juli di Pulau Jawa dan Bali. Pemerintah menargetkan 400 ribu testing per hari.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah tersebut, Daerah Istimewa Yogyakarta ditargetkan mampu melakukan 10 ribu testing per hari.
Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan, dari 17 laboratorium di DIY, sejauh ini baru bisa dimaksimalkan empat sampai lima ribu testing PCR per hari. Artinya, jumlah tersebut masih jauh dari target pusat.
"Mungkin hampir 5.000 sebenarnya. 4.000-an kalau optimal semua," kata Pembajun saat Zoom dengan wartawan, Senin (5/7).
Tidak maksimalnya kemampuan lab memeriksa spesimen ini karena sejumlah faktor. Misalnya, kerusakan mesin ekstraksi otomatis milik lab hingga petugas yang terpapar COVID-19.
Kini, Pemda DIY tengah mengupayakan sejumlah langkah. Salah satunya adalah memperbanyak jumlah lab. Tetapi hal itu tidak semudah yang dibayangkan.
"Oleh karena itu, kita berupaya rekrutmen laboratorium lain untuk kerja sama. Ada kemungkinan itu. Dengan pihak swasta agak sulit untuk minta bantuan khususnya adalah testing hasil tracing, itu yang agak sulit. Kalau swasta kan mandiri," jelasnya.
Petugas memeriksa suhu badan calon penumpang KRL yang akan menjalani tes usap (swab) antigen yang digelar PT KCI di Stasiun Tanah Abang, Jakarta. Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Pembajun mengatakan, bahwa penggunaan swab antigen diperbanyak. Namun dia menjelaskan bahwa memperbanyak antigen bukan berarti menggantikan PCR. Antigen sifatnya tetap sebagai pendamping.
ADVERTISEMENT
"Pemanfaatan antigen bukan mensubtitusi test PCR, tapi dia pendamping. Kenapa pada skenario darurat kita bisa menggunakan, skenario hasil tracing tidak kontak erat bisa antigen. Kecuali kalau dia kontak erat (tetap PCR)," jelasnya.
Di sisi lain, Pemda DIY masih menunggu pasokan antigen tambahan dari pusat. Untuk kemudian disalurkan ke kabupaten dan kota.
"Menunggu antigen yang datang. Kalau nanti itu ada, jelas semua dinkes kabupaten kota sudah ada target tracing dan testing supaya kita menggerakkan komponen yang ada," pungkasnya.