Thailand Akan Jadi Negara Asia Tenggara Pertama Legalkan Pernikahan Sejenis

16 Juni 2022 12:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis dan pendukung LGBTQIA+ bergembira setelah pengesahan pertama RUU Kesetaraan Perkawinan di luar parlemen di Bangkok, hailand, Rabu (15/6/2022). Foto: Lillian Suwanrumpha/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis dan pendukung LGBTQIA+ bergembira setelah pengesahan pertama RUU Kesetaraan Perkawinan di luar parlemen di Bangkok, hailand, Rabu (15/6/2022). Foto: Lillian Suwanrumpha/AFP
ADVERTISEMENT
Thailand pada Rabu (15/6/2022) meloloskan pembacaan pertama 4 RUU yang melegalkan pernikahan sejenis. Apabila RUU tersebut disahkan, Thailand akan menjadi negara Asia Tenggara pertama yang mengesahkan kebijakan itu.
ADVERTISEMENT
Majelis Rendah telah menyetujui dua RUU yang akan memungkinkan pernikahan sesama jenis dan juga dua lainnya yang akan mengizinkan kemitraan sipil. RUU ini akan memberikan pasangan homoseksual hak hukum yang nyaris sama dengan pasangan heteroseksual.
Pemimpin oposisi Partai Move Forward, Pita Limjaroenrat, mengatakan pemungutan suara ini memberikan harapan bagi warga Thailand. Move Forward adalah partai yang mengusulkan salah satu RUU pernikahan sesama jenis tersebut.
Aktivis dan pendukung LGBTQIA+ bergembira setelah pengesahan pertama RUU Kesetaraan Perkawinan di luar parlemen di Bangkok, hailand, Rabu (15/6/2022). Foto: Lillian Suwanrumpha/AFP
"Hari ini adalah jawaban bahwa politik mungkin terjadi di sini di Thailand," ungkap Pita.
"Tidak peduli siapapun kamu, ada tempat untukmu di negara ini,” sambungnya.
Setelah pemungutan suara, sekelompok kecil aktivis yang antusias merayakan dengan riuh di luar Parlemen, Mereka menangis, berpelukan dan mengibarkan bendera pelangi.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat senang dan gembira, ini adalah pertanda baik bahwa ada anggota parlemen yang menginginkan kesetaraan dan memilih RUU itu," ungkap aktivis LGBTQ Nada Chaiyajit.
"Tapi jalan masih panjang,” ungkapnya.
Anggota Partai Bergerak Maju termasuk pemimpin partai Pita Limjaroenrat (tengah) dan Tunyawaj Kamolwongwat (kedua dari kiri) setelah pengesahan pertama RUU Kesetaraan Perkawinan di luar parlemen di Bangkok, hailand, Rabu (15/6/2022). Foto: Lillian Suwanrumpha/AFP
Kini, RUU tersebut masih harus melewati beberapa rintangan sebelum bisa disahkan menjadi peraturan hukum yang berlaku.
Sebuah komite anggota parlemen sekarang akan meneliti RUU ini secara rinci dan mengkonsolidasikannya menjadi dua proposal, untuk memberi anggota parlemen pilihan antara mendukung kemitraan sipil atau pernikahan sesama jenis.
Awal bulan ini, Thailand mengadakan parade Pride pertama dalam 16 tahun untuk merayakan kesetaraan dan visibilitas komunitas LGBT. Salah satu tema utama yang diusung dalam perayaan ini adalah tuntutan kesetaraan hak pernikahan bagi semua.
Thailand memiliki salah satu komunitas LGBT paling terbuka di Asia. Meski demikian, hukum dan institusi Thailand belum mencerminkan perubahan sikap sosial yang terjadi dan masih mendiskriminasikan orang-orang LGBT.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, keputusan yang diambil Majelis Rendah pada Rabu merupakan langkah yang sangat signifikan bagi Thailand.
Direktur eksekutif kelompok kampanye hak LGBT Equal Asia Foundation, Ryan Figueiredo, menyambut baik pemungutan suara tersebut. Namun dia memperingatkan bahwa masih banyak upaya yang perlu dilakukan.
Figueiredo juga mendesak Parlemen Thailand untuk mendukung pernikahan penuh bukan kemitraan sipil.
"Kemitraan sipil tidak sama dengan kesetaraan pernikahan, itu menciptakan kelas orang yang berbeda. Kemitraan sipil tampak seperti hadiah hiburan" jelas Figueiredo.
Penulis: Airin Sukono.